Di G20, PM India Sebut Pemerintahan Global Gagal Atasi Tantangan Terbesar
Berita Baru, New Delhi – Perdana Menteri India Narendra Modi mengkritik institusi global karena gagal mengatasi tantangan terbesar dunia, menyerukan negara-negara untuk menemukan titik temu dalam masalah yang memecah belah.
Berbicara pada pembukaan pertemuan para menteri luar negeri G20 di New Delhi pada hari Kamis (2/3), Modi mengatakan bahwa negara-negara harus mengakui bahwa multilateralisme saat ini sedang “dalam krisis”.
“Pengalaman beberapa tahun terakhir – krisis keuangan, perubahan iklim, pandemi, terorisme, dan perang – jelas menunjukkan bahwa tata kelola global telah gagal,” kata Modi dalam pernyataan tertulis, dikutip dari Reuters.
“Kita seharusnya tidak membiarkan masalah yang tidak dapat kita selesaikan bersama menghalangi yang kita bisa,” tambah Modi.
Perang Rusia di Ukraina diharapkan menjadi poin diskusi penting pada pertemuan tersebut, meskipun New Delhi terlihat tertarik untuk mengarahkan pembicaraan menuju isu-isu yang mempengaruhi Global South seperti pengentasan kemiskinan dan pendanaan iklim.
Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri India Vinay Kwatra mengatakan New Delhi mengantisipasi tantangan ekonomi terkait konflik mendapatkan perhatian yang sama seperti perang itu sendiri.
India, pembeli utama persenjataan dan energi Rusia, tidak secara langsung mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Modi, bagaimanapun, mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin selama pertemuan tatap muka pada bulan September bahwa, “Saya tahu waktu hari ini bukanlah waktu untuk perang.”
Pertemuan para menteri luar negeri G20 terjadi setelah pertemuan para menteri keuangan di Bengaluru bulan lalu gagal menyepakati pernyataan bersama tentang perang.
Pada pertemuan itu, Modi meminta negara-negara ekonomi terkemuka untuk membantu orang-orang yang paling rentan di dunia dan mengembalikan stabilitas, kepercayaan diri, dan pertumbuhan ekonomi global.
Kurangnya konsensus pada pertemuan pejabat keuangan mencerminkan hasil KTT G20 November lalu di Bali ketika tuan rumah Indonesia mengeluarkan deklarasi yang mengakui perbedaan antar negara.