Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Teknologi Inggris
(Foto: Reuters)

Dua Raksasa Teknologi Inggris Peringatkan Potensi Kerugian Inggris Jika Menghapus Huawei



Berita Baru, Internasional – Pada hari Minggu (14/6), dua operator seluler terbesar di Inggris British Telecommunications (BT) dan Vodafone memperingatkan pemerintah Inggris bahwa jika menarik seluruh peralatan Huawei dari jaringan Inggris, maka Inggris akan mengalami pemadaman seluler dalam skala nasional.

Baik BT maupun Vodafone merupakan dua operator seluler Inggris yang sangat bergantung pada peralatan Huawei dalam infrastruktur 4G mereka. Dan ketika pemerintah Inggris terus melarang Huawei beroperasi di Inggris, maka sekitar 19.000 tower pemancar seluler di inggris akan hilang.

Menurut sumber anonim yang akrab dengan masalah ini mengatakan bahwa dampak dari hilangnya tower-tower itu akan menciptakan gangguan jaringan di Inggris ‘secara cukup signifikan.’

“Sinyal ponsel bisa hilang total selama 10 hari atau dua minggu … pada tingkat seperti itu, Anda akan mengalami gangguan jaringan dan orang-orang akan kehilangan sinyal ponsel mereka,” ujar sumber anonim tersebut dilansir The Times.

Perusahaan BT dan Vodafone telah melobi Perdana Menteri Boris Johnson selama berbulan-bulan untuk mendukung keterlibatan Huawei dalam infrastruktur 5G di Inggris sebagai upaya untuk meningkatkan jaringan 4G LTE yang ada.

Selain itu, baik BT maupun Vodafone juga mengatakan kepada pemerintah bahwa mereka akan membutuhkan jutaan poundsterling sebagai kompensasi untuk larangan Huawei.

BT pun telah memperingatkan bahwa larangan seperti itu akan memperlambat pengenalan broadband fiber optik super-cepat melalui divisi Openreach.

Akan tetapi, pada hari Sabtu (13/6), David Davis, seorang anggota parlemen Tory dan mantan sekretaris Brexit mengkritik kedua operator itu dengan menyebut mereka “kecanduan Huawei.” Bahkan Davis menyebut mereka telah menempatkan kepentingan mereka sendiri atas kepentingan dan keamanan nasional Inggris.

Terkait dengan keamanan nasional Inggris, Amerika Serikat (AS) berulang kali menuduh raksasa teknologi China Huawei menggunakan peralatannya untuk memata-matai pengguna teknologinya di AS untuk kepentingan Beijing. Hingga sekarang tuduhan itu masih belum menunjukkan bukti.

Sejak Mei 2019, Presiden Trump melarang penggunaan peralatan Huawei oleh agen-agen federal AS. Secara efektif, Washington memutus Huawei dari pasar Amerika. Washington juga telah menjatuhkan sanksi-sanksi yang merugikan Huawei.

Di samping itu, Washington juga mendorong sekutu AS untuk memblokir Huawei dari jaringan ponsel generasi mendatang, terutama negara yang tergabung dalam aliansi intelijen Five Eyes, yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru, Britania Raya dan Amerika Serikat.

Di sisi lain, Huawei menolak tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa Huawei merupakan perusahaan yang independen dari pemerintah.

Dilansir dari Sputnik, pada bulan Januari, meski dalam tekanan AS, Boris Johnson mengumumkan bahwa Huawei mungkin akan mendapatkan ‘peran terbatas’ dalam pembangunan jaringan 5G di Inggris dan bukan di ‘inti’ pembangunan.

Hal ini berarti Huawei bisa berpartisipasi dalam pembangunan jaringan 5G di Inggris, tapi sebatas membangun tower radio dan tidak pada level sub-jaringan dan server komputer di mana data-data disalurkan.

Lalu pada bulan Mei, Pusat Keamanan Cyber ​​Nasional Inggris, yang merupakan bagian dari agen mata-mata GCHQ, memulai peninjauan peran Huawei di Inggris.

Ada spekulasi di Inggris bahwa Boris Johnson telah menginstruksikan para pejabat untuk menyusun rencana yang akan mengurangi peran Huawei dalam infrastruktur 5G dan sisa jaringan telekominya menjadi ‘bersih’ di Inggris pada tahun 2023.

Namun pemerintah Inggris belum mengumumkan strategi barunya kepada publik untuk melakukan itu.