PCINU Tiongkok Gelar Webinar Diplomasi Santri
Berita Baru, Jakarta – Dalam rangka rangkaian Hari Santri 2020 Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok menggelar webinar dengan tajuk Diplomasi Santri: Menebar Ukhuwah Lintas Bangsa Indonesia-China, Jumat (13/11).
Acara ini menghadirkan dua narasumber yaitu Dahlan Iskan (Menteri BUMN 2011-2014) dan KH. Helmy Faishal Zaini, Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2015-2020.
Saat menyampaikan materi, Helmy Faishal menyebutkan bahwa masuknya Islam di Indonesia dan masuknya Islam di China memiliki kesamaan dalam prototype dakwah, yaitu tidak membentur-benturkan agama dengan budaya. Sehingga Islam di kedua negara memiliki spirit wathaniyah (semangat kebangsaan) yang menjadikannya mampu melebur di tengah masyarakat.
Sementara itu, Dahlan Iskan mengatakan bahwa para pelajar Indonesia di China yang memiliki latar belakang pondok pesantren (santri) harus meneladani sikap Walisongo dalam beragama di China. Menurutnya, dengan meneladani Walisongo, para santri menjadi fleksibel dan dapat diterima oleh semua kalangan.
“Para santri di China hendaknya bersikap ringan kaki, suka membantu, suka tersenyum, dan tidak melakukan perbuatan tercela. Sehingga image Islam di China menjadi baik, begitu pula dengan image Indonesia di China. Dengan demikian, hubungan kedua negara tidak hanya kuat di atas, namun juga kuat di level bawah,” ujar Dahlan.
Praktek Islam di China, lanjut Dahlam tidak ubahnya dengan praktek Islam di Indonesia. Sama-sama memiliki dan mengamalkan ajaran ahli sunnah. Meskipun Islam di China mayoritas penganut islam mazhab Hanafi dan Islam di Indonesia bermazhab Syafií, namun Islam di kedua negara memiliki kesamaan dalam mengamalkan ajaran ahli Sunnah.
Dalam acara tersebut, PCINU Tiongkok juga meluncurkan program baru yang bernama Nihao Talks (你好谈话). Program ini merupakan serial webinar dan podcast bulanan yang akan mengundang tokoh-tokoh yang relevan di bidang diplomasi, sosial budaya, ekonomi dan teknologi di Indonesia dan China. Program ini juga membuka kerjasama dengan banyak pihak seperti media partner dan lainnya yang relevan. Diharapkan program ini nantinya bisa semakin membuka ruang informasi publik bagi kedua negara.