Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Mogok Makan, 5 Warga Penolak Tambang Tumbang di Komnas HAM
Peserta aksi mogok makan Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT) di Komnas HAM tumbang dan harus dilarikan ke rumah sakit. (Foto: CNN Indonesia)

Mogok Makan, 5 Warga Penolak Tambang Tumbang di Komnas HAM



Berita Baru, Jakarta – Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT) korban perusahaan tambang emas dan tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), Sumbawa Barat gelar aksi aksi mogok makan di Komnas HAM.

Sebanyak 5 dari 16 orang peserta aksi tumbang dan harus dilarikan ke rumah sakit. Humas AMANAT Yudi Prayudi, aksi warga mogok makan di Komnas HAM sudah digelar sejak Selasa (13/12).

Pimpinan RS Pena 98, Rudolf Mozes Usmany yang memeriksa massa aksi mengatakan bahwa 5 warga mogok makan yang dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

“Karena kami merasa bahwa sesuai dengan kondisi saat ini tidak bisa melanjutkan aksi dan ini terkait kondisi potensial ancaman jiwa sehingga kami mengambil inisiatif secara medis untuk membawa kelima sahabat kami ini ke RS Pena 98 di Kabupaten Bogor,” kata Rudolf Mozes Usmany, di lingkungan Komnas HAM, Minggu (18/12).

Sementara itu, Rudolf menyebut 11 massa aksi lainnya dalam kondisi for the line, tidak bisa dikatakan baik atau tidak, tetapi masih bisa melanjutkan aksi dengan catatan akan dimonitor secara berkala.

Pihaknya terus melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan gula darah sewaktu. Untuk pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengecek tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh.

“Yang kami pantau dari buang air kecilnya ada yang kemarin terakhir, ada yang hari ini, pagi dini hari. Jadi kami melihat sudah ada tanda-tanda dehidrasi,” sambung Rudolf.

Menurut Rudolf terdapat juga salah satu massa aksi yang tidak sanggup berjalan dan harus diangkat ke mobil ambulans menggunakan ranjang. Kondisi tersebut disebabkan karena kurangnya asupan gula ke tubuh.

Di lain sisi, Humas AMANAT Yudi Prayudi menekankan pihaknya terus menuntut bantuan dari Komnas HAM untuk memeriksa dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan PT AMNT kepada warga.

Yudi menilai  PT AMNT menerapkan sistem kerja yang tidak manusiawi, yakni roster kerja 8-2-2 alias kerja 8 minggu, istirahat 2 minggu, dan sisanya karantina selama 2 minggu.

“Pihak Komnas HAM sudah mengirimkan surat kepada pihak AMNT, tetapi belum ada balasan atau tanggapan. Kami juga berharap Komnas HAM menurunkan tim investigasi,” tegas Yudi.

Yudi menegaskan AMANAT akan terus melanjutkan aksi mogok makan ini. Ia tak merinci secara detail tenggat waktu aksi, tetapi menekankan pihaknya akan terus menunggu respons baik Komnas HAM.

“Aksi ini akan terus digelar. Meski ada massa aksi yang tumbang dan harus dilarikan ke RS,” pungkasnya.