MPII Gresik Desak Pemkab Tak Abaikan Pesantren
Berita Baru, Gresik – Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) Gresik menilai Pemerintah Kabupaten Gresik tidak memiliki kepedulian pada keberlangsungan pendidikan dilingkungan pondok pesantren.
Pasalnya, menjelang memasuki tahun ajaran baru, sesuai Surat Edaran RMI Nomor 846/A/PPRMI/SE/V/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Virus Corona di Lingkungan Pondok Pesantren, pondok-pondok yang ingin memulai kegiatan belajar-mengajar hingga saat ini belum ada perhaian dari Pemkab Gresik.
Ketua MPII Gresik, Soehanto mengatakan, sangat disayangkan sampai hari ini belum ada upaya dan kepedulian dari Pemkab Gresik terkait pencegahan Covid-19 dilingkungan pondok pesantren dalam persiapan menghadapi era New Normal.
“Pada saat sidak kemarin tanggal 4, Juni 2020 bersama Pemprov Jatim di Gresik seharusnya Pemda Gresik juga melihat kesiapan pondok-pondok tapi kenyataannya mereka lebih memilih berkunjung ke Pabrik dan Pasar,” ujarnya.
Abainya Pemda Gresik pada kegiatan pondok pesantren, Lanjut Soehanto, juga bisa dilihat dari tidak adanya ploting anggaran APBD Gresik untuk menunjang efektivitas belajar mengajar.
“Belum ada political will Pemda Gresik misalnya membantu menyediakan rapid test santri,ketersediaan tempat cuci tangan dan biaya hidup selama ada di pesantren. Padahal para wali santri adalah cluster yang sangat terdampak covid,” terangnya.
Sementara, Pemda Gresik melalui wakil Bupati, M. Qosim saat di konfirmasi via Whatsapp menjelaskan, saat ini Pemerintah Gresik masih menyiapkan aturan teknis protokol kesehatan kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren.
“Gresik masih menyusun SOP Pesantren di era New Normal, faktor protokol kesehatan perlu dikedepankan, sementara pesantren-pesantren hari ini belum memulai kegiatannya”, jelas Wabup.
Terkait kondisi ini, MPII Kabupaten Gresik mendesak Pemda dan Gugus Tugas covid-19 untuk memberikan perhatian pada keberlangsungan kegiatan belajar mengajar pondok pesantren selama pandemi.
“Pemda harus mensupport tempat cuci tangan pondok pesantren dan memberikan biaya kebutuhan santri selama tiga bulan kedepan”, Tutup Soehanto.