Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

FISIP Universitas Brawijaya Gagas Dialog Perempuan: Moderasi Beragama dari Rumah Lewat Dongeng Anak

FISIP Universitas Brawijaya Gagas Dialog Perempuan: Moderasi Beragama dari Rumah Lewat Dongeng Anak



Berita Baru, Malang- Sebagai bagian dari upaya membumikan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan keluarga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) bekerja sama dengan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kota Malang menyelenggarakan program pengabdian masyarakat bertajuk “Dialog Perempuan: Menguatkan Moderasi Beragama dari Rumah Melalui Storytelling Dongeng untuk Anak”, yang dilaksanakan pada Jumat, 20 Juni 2025 di Kantor PCNU Kota Malang.

Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam memperluas pendekatan moderasi beragama dengan melibatkan para perempuan muda sebagai agen perubahan yang strategis di ruang domestik. Dalam sambutannya, Dr. Mohamad Anas, M.Phil., selaku Ketua Lakpesdam NU Kota Malang, secara resmi membuka acara ini dan menegaskan pentingnya pendekatan naratif dan budaya dalam menanamkan nilai-nilai kebinekaan kepada generasi sejak usia dini.

“Perempuan memiliki peran sentral dalam pendidikan di dalam rumah. Ketika narasi damai ditanamkan melalui cerita dan dongeng, maka rumah menjadi sekolah pertama yang mencetak generasi inklusif,” ujar Anas, yang juga dikenal sebagai pengkaji Islam dan kebudayaan lokal.

FISIP Universitas Brawijaya Gagas Dialog Perempuan: Moderasi Beragama dari Rumah Lewat Dongeng Anak

Ia juga menambahkan bahwa penguatan moderasi tidak harus selalu berlangsung di ruang formal atau wacana struktural, tetapi dapat dimulai dari hal sederhana seperti dongeng yang disampaikan kepada anak sebelum tidur. “Ruang domestik adalah ruang strategis, dan perempuan adalah pemimpin utama di sana,” imbuhnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Destriana Saraswati, M.Phil., dosen FISIP UB, yang secara khusus merancang forum ini sebagai ruang dialog perempuan lintas komunitas yang berfokus pada pendekatan budaya dan literasi naratif sebagai instrumen pendidikan perdamaian.

Dalam sesi materi pertama, Millatuz Zakiyah, S.Pd., M.A., dosen Bahasa Indonesia Universitas Brawijaya sekaligus peneliti bidang kebudayaan, multikulturalisme, dan inklusivitas, menjelaskan bahwa storytelling merupakan medium efektif dalam menginternalisasi nilai-nilai keberagaman.

“Cerita adalah refleksi budaya dan cara paling halus dalam mentransmisikan nilai. Dongeng yang mengandung pesan toleransi akan jauh lebih berpengaruh daripada perintah verbal,” jelas Millatuz, yang juga aktif meneliti moderasi beragama dalam konteks sosial-budaya Indonesia.

Sementara itu, pemateri kedua, Kingkin Puput Kinanti, S.Pd., M.A., dosen sekaligus penulis dongeng peraih berbagai penghargaan dari Kementerian Pendidikan RI, membagikan teknik kreatif dalam menyusun dan menyampaikan dongeng kepada anak-anak dengan pendekatan nilai-nilai damai, cinta kasih, dan keterbukaan.

“Menulis dongeng bukan sekadar menyusun cerita, tetapi juga membangun masa depan. Dalam dongeng kita bisa sisipkan pesan-pesan keislaman yang ramah, lembut, dan penuh kasih tanpa kehilangan nilai edukatif,” ungkap Kingkin dalam paparannya.

Kegiatan ini diikuti oleh aktivis muda perempuan dari berbagai komunitas di Kota Malang yang selama ini aktif dalam gerakan sosial-keagamaan. Mereka terlibat aktif dalam sesi diskusi, workshop menulis dongeng, dan simulasi storytelling.

Sebagai bentuk keberlanjutan, kegiatan ini direncanakan akan ditindaklanjuti dengan pelatihan rutin dan penerbitan kumpulan dongeng moderasi yang akan disebarkan ke komunitas-komunitas perempuan dan taman baca.

Program ini sekaligus mempertegas komitmen FISIP UB dan Lakpesdam NU Kota Malang dalam mengarusutamakan pendekatan berbasis budaya, rumah tangga, dan narasi perempuan dalam membangun masyarakat yang inklusif dan damai dari tingkat paling dasar. (Zain/Muiz)