Siswa Indonesia Borong Enam Medali di International Junior Science Olympiad 2024 di Romania
Berita Baru, Tangerang – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh siswa-siswi Indonesia di ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) 2024 yang berlangsung di Bucharest, Romania, pada 2-12 Desember 2024. Hal ini disampaikan dalam siaran pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang terbit pada Minggu (15/12/2024). Enam medali berhasil diraih oleh tim Indonesia, terdiri dari dua medali perak dan empat medali perunggu.
Dua medali perak diraih oleh Kayser Hwang dari SMP Darma Yudha Pekanbaru dan Irsy Alvaro Rhein dari SMPS Mentari Intercultural School Bintaro, Tangerang Selatan. Sementara itu, empat medali perunggu diperoleh oleh Raphael Kamil Edward (SMPN 193 Jakarta), Hanin Khairunnisa Fauzan (SMP Islam Terpadu Raudhatul Jannah Cilegon), Jayvin Stanley Chen (SMP Mahabodhi Vidya Jakarta), dan Nadira Mayumi Assyakirah (SMP Al Azhar Mandiri Palu).
Keberhasilan tim Indonesia disambut dengan penuh apresiasi oleh Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Maria Veronica Irene Herdjiono. Dalam sambutannya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (13/12/2024), Irene mengungkapkan rasa bangga dan harapannya kepada para siswa.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada adik-adik semua yang meraih dua medali perak dan empat medali perunggu. Juga kepada para pendamping dan pembina yang telah membina adik-adik sebelum keberangkatan,” ujar Irene. Ia juga menegaskan bahwa potensi besar para siswa ini harus terus didukung melalui pembinaan lanjutan.
“Ini prestasi luar biasa dan menunjukkan bahwa kita memiliki talenta-talenta muda di bidang sains yang perlu terus kita dukung. Untuk adik-adik semua, tetap semangat serta lanjutkan minat dan bakat di bidang sains, karena selanjutnya ada Olimpiade Sains Nasional (OSN) jenjang SMA,” tambahnya.
Perjuangan para siswa dalam kompetisi ini tidak mudah. Suhu dingin di Bucharest yang mencapai rata-rata 2 derajat Celsius menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta. Budhy Kurniawan, salah satu pembina IJSO dari Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa perjuangan para siswa Indonesia kali ini lebih berat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah pelaksanaan IJSO 2024 berjalan lancar. Meskipun anak-anak di sana harus beradaptasi dengan suhu udara rata-rata 2 derajat Celsius, capaian tahun ini lebih baik dibandingkan IJSO sebelumnya yang hanya mendapatkan satu medali perak. Perjuangan anak-anak sangat luar biasa dan membanggakan,” jelas Budhy.
Salah satu peraih medali perak, Kayser Hwang, juga menceritakan pengalamannya menghadapi cuaca dingin selama kompetisi.
“Saya sangat bangga dan bersyukur mendapat medali perak. Tentunya saat di Romania suhu sangat dingin, sehingga membuat saya dan beberapa teman lainnya tidak fit. Tapi kami tetap fokus menjalani kompetisi hingga meraih medali,” ungkap Kayser dengan penuh semangat.
Kayser mengaku ingin terus melanjutkan perjalanannya di dunia sains dengan mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) di jenjang SMA.
“Ke depannya, saya ingin ikut OSN SMA di bidang Fisika agar bisa berprestasi kembali di ajang internasional,” harapnya.
Sementara itu, Nadira Mayumi Assyakirah, peraih medali perunggu dari SMP Al Azhar Mandiri Palu, berbagi pengalamannya selama mengikuti IJSO. Ia mengaku bahwa jenis soal yang dihadapi cukup menantang, terutama soal-soal yang menguji daya analisis.
“Yang menjadi tantangan di IJSO adalah kemampuan saya dalam menghadapi beberapa soal karena secara pribadi saya adalah tipe penghapal. Alhamdulilah, di IJSO ini semuanya berjalan lancar sehingga saya bisa mendapatkan medali perunggu,” kata Nadira.
Keberhasilan para siswa Indonesia di ajang IJSO 2024 ini tak lepas dari peran tim pembina yang memberikan pembekalan intensif sebelum keberangkatan. Pembinaan dilakukan dalam tiga tahap, yakni pada 8-17 September 2024 (tahap pertama), 17-26 September 2024 (tahap kedua), dan 8 November-2 Desember 2024 (tahap ketiga).
Selama pelaksanaan IJSO di Romania, para siswa didampingi oleh tim pembina yang terdiri dari para akademisi dari perguruan tinggi ternama. Mereka adalah:
- Budhy Kurniawan (Universitas Indonesia)
- Indra Noviandri (Institut Teknologi Bandung)
- Dwi Seno Kuncoro Sihono (Universitas Indonesia)
- Yasman (Universitas Indonesia)
- Mohamad Maun (Pusat Prestasi Nasional)
Para pembina tidak hanya memberikan materi pembelajaran, tetapi juga membantu siswa beradaptasi dengan lingkungan asing, termasuk cuaca dan budaya. Budhy Kurniawan menegaskan bahwa pembinaan tidak hanya bertujuan membangun kemampuan teknis siswa, tetapi juga ketahanan mental.
International Junior Science Olympiad (IJSO) adalah ajang tahunan yang mempertemukan siswa-siswi berbakat dari seluruh dunia dalam bidang sains, khususnya Fisika, Kimia, dan Biologi. Tahun ini, IJSO diikuti oleh 304 peserta dari 54 negara.
Kompetisi ini terbagi menjadi tiga jenis tes:
- Tes Tertulis (30%): Berupa soal pilihan ganda (MCQ) dengan 30 pertanyaan dari tiga mata pelajaran, yakni 10 soal Biologi, 10 soal Fisika, dan 10 soal Kimia.
- Tes Teori (30%): Berupa soal esai berbasis cerita dengan fokus pada materi Fisika, Kimia, dan Biologi. Peserta diminta menjawab dengan penalaran singkat.
- Tes Eksperimen (40%): Para peserta dikelompokkan untuk melakukan tiga eksperimen dari masing-masing mata pelajaran (Fisika, Kimia, dan Biologi) dalam waktu 3-4 jam.
Mekanisme ini dirancang untuk menguji pemahaman konseptual, kemampuan analisis, serta keterampilan praktis peserta dalam ilmu sains.
Prestasi siswa Indonesia di ajang IJSO 2024 diharapkan dapat menjadi pendorong bagi generasi muda lainnya untuk lebih berprestasi di bidang sains. Dengan dukungan pembinaan yang lebih matang, Kepala Puspresnas Maria Veronica Irene berharap semakin banyak siswa Indonesia yang bisa bersaing di kancah internasional.
“Melalui pembinaan berkelanjutan, kami ingin memastikan para siswa kita memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berkembang. Mereka bukan hanya kebanggaan Indonesia, tetapi juga harapan masa depan bangsa di bidang sains dan teknologi,” pungkas Irene. Dengan prestasi ini, siswa-siswi Indonesia kembali menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi besar di bidang sains. Dukungan dari pemerintah, sekolah, dan keluarga menjadi kunci utama dalam mempersiapkan generasi yang mampu bersaing di tingkat global. Selamat kepada seluruh pahlawan muda sains Indonesia!