Kerjasama Dengan Kesbangpol Jawa Tengah, Wahid Foundation Lakukan Kick Off Program Sekolah Damai
Berita Baru, Semarang – Wahid Foundation melaksanakan Kick Off Meeting Pembentukan Sekolah Damai Provinsi Jawa Tengah kerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah untuk menjalankan duplikasi Program Sekolah Damai yang telah diinisiasi oleh Wahid Foundation sejak 2017 di Jawa Tengah pada Kamis, (22/09).
Kick Off Meeting Program Sekolah Damai yang berlangsung hybrid dihadiri oleh perwakilan Wahid Foundation, Kesbangpol Jateng, perwakilan Kelompok Kerja (Pokja) Damai, kepala sekolah dari 70 sekolah tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah yang nantinya akan menjalankan duplikasi prinsip dan pilar program Sekolah Damai Wahid Foundation.
Program Sekolah Damai Wahid Foundation sendiri merupakan program yang bertujuan untuk menyemai toleransi dan mempromosikan perdamaian dalam rangka mencegah intoleransi sejak dini di tingkat sekolah. Program ini memiliki prinsip dasar yang kemudian diturunkan menjadi 3 pilar yang disebut Pilar Sekolah Damai berupa: pilar kebijakan sekolah, pilar praktik toleransi dan perdamaian, serta pengelolaan organisasi kesiswaan. Ketiga rumusan pilar tersebut bertujuan untuk dapat menjadi pertimbangan dalam kebijakan di lembaga pendidikan ke depannya.
Mujtaba Hamdi, Direktur Eksekutif Wahid Foundation melalui paparannya pada acara Kick Off Meeting Kerja Sama Sekolah Damai dengan Bakesbangpol Jateng menjelaskan bahwa Program Sekolah Damai Wahid Foundation telah diinisiasi sejak 2017 dan sudah mempunyai mitra sekolah sebanyak 20 sekolah di 4 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Khusus Jawa Tengah, kita memiliki mitra di antaranya SMAN 1, 7, 11, 13, dan SMAN 1 Cepiring, Kendal ” ungkapnya.
Menurutnya, program Sekolah Damai berawal dari hasil riset Wahid Foundation mengenai tren toleransi sosial keagamaan di kalangan Rohaniawan Islam (Rohis) di Indonesia yang menyebutkan sebanyak 68% siswa/siswi bersedia jihad ke Suriah, Afganistan, dan Palestina. Untuk itu, Wahid Foundation memberikan rekomendasi kebijakan Strategi Nasional Pencegahan Intoleransi dan Radikalisme salah satunya melalui upaya pencegahan dengan mengitegrasikan dengan nilai-nilai perdamaian dan toleransi dalam lingkungan pendidikan.
Masih menurut Mujtaba, Kerja sama yang dijalin antara Wahid Foundation dan Kesbangpol Jateng melingkupi dua hal, yaitu replikasi dan terwujudnya kebijakan Sekolah Damai di Provinsi Jawa Tengah dan penguatan kurikulum Sekolah Damai tingkat SMA/SMK di Jawa Tengah.
Sementara itu, Haerudin Ketua Kesbangpol Jateng menjelaskan tujuan dibentuknya kerja sama dengan Wahid Foundation untuk menjalankan Program Sekolah Damai adalah untuk menguatkan sekolah agar benar-benar menciptakan situasi sekolah yang damai dan nyaman.
“Dengan adanya Sekolah Damai justru ingin menguatkan sekolah agar sekolah benar-benar damai dan bisa menjalankan aktivitas sekolah dengan nyaman,” Ungkap Haerudi saat memberikan penjelasan terkait kerja sama dilakukan.
Lebih lanjut, Haerudin menjelaskan bahwa pelaksanaan Sekolah Damai masuk dalam konteks pencegahan ekstremisme di bidang pendidikan yang juga bagian implementasi Perpres Nomor 7 Tahun 2021 Rencana Aksi Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).
Di samping itu, Haerudin juga menginformasikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sedang menyiapkan Rancangan Peraturan Gubernur (Rapergub) yang fokus untuk mencegah intoleransi di sektor pendidikan. Untuk itu, menurut Haerudin, dengan dilakukan kerja sama Sekolah Damai dengan Wahid Foundation mendukung Rapergub yang akan disahkan oleh Gubernur Jawa Tengah nantinya.
Rencananya, sebagai tindak lanjut kerja sama Program Sekolah Damai antara Wahid Foundation dan Kesbanpol Jateng, Wahid Foundation bersama Kesbangpol Jateng akan melaksanakan launching Program Sekolah Damai bersama Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid pada pertengahan Oktober nanti.
Selain itu, Wahid Foundation juga akan melaksanakan FGD Media dan berencana mengundang media baik lokal maupun nasional di Jawa Tengah untuk menjelaskan konteks Sekolah Damai dan posisi media dalam implementasi Rencana Aksi Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) di Semarang pada Oktober nanti.