Gus Yahya Tegaskan Visi Menghidupkan Gus Dur dalam Rakernas dan Pengukuhan Pengurus Lembaga Badan Khusus PBNU
Berita Baru, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf kembali menegaskan visi menghidupkan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid). dalam menjalankan kepengurusan organisasi PBNU.
Hal itu ia sampaikan dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan pengukuhan Pengurus Lembaga Badan Khusus PBNU di Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis(24/3), malam.
Gus Yahya menyebut, roda organisasi PBNU ke depan harus dijalankan sesuai visi yang jelas dan sudah disepakati bersama, mulai menyangkut pandangan tentang model organisasi yang hendak dikembangkan ataupun model khidmat yang akan dijalankan.
“Di dalam menggulirkan vis itu kita pun melakukan semua yang diperlukan. Pertama memabangun narasi, kenapa visi ini diperlukan dan kenapa visi sebagaimana yang kita tetapkan. diantara yang kita tonjolkan dalam narasi itu sebagai artikulasi simbolik yang mewakili visi yang hendak kita jalankan kita katakan bahwa kita ingin menghidupkan Gus Dur,” kata Gus Yahya.
Menurutnya, gagasan menghidupkan Gus Dur ini untuk menggambarkan dua komponen mendasar dari visi yang hendak dijalankan PBNU. “Pertama, idealisme kemanusiaan universal. Kedua, tekad untuk menggulirkan transformasi demi meningkatkan kualitas kehidupan kita bersama,” sambungnya.
Disamping itu, lanjut Gus Yahya, pihaknya menekankan kepada seluruh jajaran pengurus PBNU untuk dapat berpenampilan yang dapat meyakinkan dan mencerminkan keinginan bekerja keras dalam menjalankan tugas-tugas kepengurusan.
“Kita juga membuat gestur-gestur yang diperlukan, sampai kepada hal-hal yang sepele. Misalnya, kita membuat gentur bahwa pengurus tanfidziyah hendaknya pakai celana panjang dan tidak sarungan,” ungkapnya.
“Telah sayapaika bahwa ini adalah gestur bahwa pengurus tanfidziyah ini adalah mereka yang siap berlari-lari kesana-kemari. memanjat dan turun di berbagai medan, untuk bekerja keras demi menjalankan tugas-tugasnya,” sambung Gus Yahya.
Mantan juru bicara Presiden Gus Dur itu juga menuturkan, gestur tersebut juga untuk menegaskan bahwa tanfidziyah PBNU sekedar pegawainya syuriah PBNU. Hal ini untuk menegakkan prinsip mendasar dalam jam’iyah NU bahwa syuriyah adalah subprime leadership di dalam NU.
“Syuriyah adalah pemimpin tertinggi sekaligus pemegang hak milik atas Nahdlatul Ulama. sedangkan tanfidziyah ini hanya orang-orang yang pekerjakan saja,” ujarnya.
Selain itu, Gus Yahya lantas menyampaikan terima kasih dan ucapan selamat bekerja kepada para pengurus lembaga dan badan khusus yang telah dikukuhkan. Ia juga mengingatkan agar kata-kata harus menjadi kerja.
“Saya ingin katakan, setiap kata yang keluar dari mulut kalian harus menjadi kerja. Setiap kerja harus terukur hasilnya. Kalian tidak boleh hanya bekerja hanya sekadar kelihatan sibuk. Kerjaan harus jelas tujuannya dengan hasil yang jelas ukurannya,” tegas Gus Yahya.
Sebagai tambahan informasi, para pengurus lembaga dan badan khusus PBNU masa khidmah 2022-2027 yang telah dikukuhkan nantinya akan membahas sekaligus menetapkan rencana program kerja, pada Jumat (25/3) besok sesuai jadwal yang ditetapkan oleh panitia.
Kemudian sidang-sidang lanjutan akan dilangsungkan pada Jumat malam. Setelah itu, akan dilanjut dengan agenda penutupan Rakernas PBNU
Hadir dalam pembukaan Rakernas PBNU, Pengasuh Pondok Pesantren Cipasung KH Abun Bunyamin Ruhiat, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wakil Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin, Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Abun Bunyamin, Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad, serta para ketua PCNU se-Jawa Barat.