Prancis, Jerman dan Inggris Desak Iran Pastikan Kerjasama dengan IAEA
Berita Baru, Internasional – Melaui pernyataan bersama, menteri luar negeri Prancis, Jerman dan Inggris mendesak Iran untuk memastikan kerjasama ‘penuh dan tepat waktu’ dengan IAEA.
Menurut pernyataan tersebut, seperti dilansir dari Sputnik News, tindakan Iran dinilai telah melanggar komitmennya di bawah JCPOA dan secara signifikan mengurangi pengamanan yang dijamin oleh pengawasan IAEA.
Menurut pernyataan Deparemen Luar Negeri AS, pohaknya telah mengimbau Iran untuk mencabut keputusannya dalam pembatasan inspeksi IAEA.
Pada hari Senin (22/2), Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan kembali niat Teheran untuk membatasi penerapan Protokol Tambahan pada inspeksi situs nuklirnya mulai 21 Februari.
Pada bulan Desember, Iran mengeluarkan undang-undang untuk meningkatkan pengayaan uraniumnya dan menghentikan inspeksi PBB terhadap situs nuklirnya sebagai tanggapan atas pembunuhan fisikawan nuklir Mohsen Fakhrizadeh. Pada awal Januari, organisasi energi atom Iran mengumumkan bahwa negara tersebut telah berhasil memperkaya uranium sebesar 20 persen di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordow.
Pada 2015, Iran menandatangani JCPOA dengan kelompok negara P5 + 1 (Amerika Serikat, China, Prancis, Rusia, Inggris Raya – plus Jerman) dan Uni Eropa. Perjanjian tersebut mengharuskan Iran untuk mengurangi program nuklirnya dan menurunkan cadangan uraniumnya dengan imbalan keringanan sanksi, termasuk mencabut embargo senjata lima tahun setelah adopsi perjanjian tersebut. Pada 2018, Amerika Serikat menarik diri dari JCPOA dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, mendorong Teheran meninggalkan prasyaratnya berdasarkan perjanjian tersebut.