Pemkab Gresik Gagal Juarai Lomba Inovasi New Normal
Berita Baru, Gresik – Tujuh sektor yang dilombakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik dalam lomba Inovasi New Normal gagal total, tidak ada satu pun prestasi yang diraih Pemkab Gresik.
Lomba yang mengusung tema inovasi daerah dalam penyiapan dan rencana pelaksanaan ‘new normal’ yang produktif dan aman Covid-19 digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI dengan total hadiah sebesar Rp 164 miliar.
Pj Sekda Gresik, M Nadlif mengaku legowo. Ia mengatakan, semua pihak telah bekerja keras untuk menciptakan inovasi sesuai dengan sektor yang dilombakan.
“Kami sudah berupaya maksimal lomba ini. Namun memang ada kabupaten lain yang jauh lebih siap,” ucap Nadlif.
Yang terpenting saat ini, lanjut Nadhif, adalah kesadaran masyarakat dalam menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pihaknya terus mengingatkan masyarakat untuk terus menjaga jarak, memakai masker serta mematuhi protokol kesehatan.
“Tiga kunci harus selalu diterapkan, pakai masker, jaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir. Jika itu diterapkan, pandemi ini akan segera berakhir,” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Gresik, Agus Boediono mengatakan, faktor utama yang mempengaruhi penilaian kompetisi inovasi New Normal adalah dukungan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
“Di lapangan memang masih saya jumpai masih banyak pedagang enggan memakai faceshield. Padahal ini menjadi poin utama penilaian,” kata Agus.
Selain itu, masih sulitnya para pedagang pasar menjaga jarak membuat nilai Kabupaten Gresik rendah.
“Penilaian tidak hanya dilakukan saat seremonial saja, melainkan ada tim siluman yang setiap hari memantau di pasar modern maupun tradisional. Memang tidak mudah membuat masyarakat disiplin,” terangnya.
Untuk menjuarai lomba inovasi new normal, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Gresik, Agustin Halomoan Sinaga selaku penanggung jawab di sektor pariwisata mengatakan, tidak mudah menjuarai kompetisi ini lantaran diikuti lebih dari 400 kabupaten dan kota se-Indonesia.
“Sebenarnya, persiapan sudah sangat cukup. Namun harus diakui ada beberapa hal masih kurang. Semoga ke depan kita bisa belajar lebih baik,” ungkap Sinaga.
Atas kegagalan Pemkab Gresik tersebut, Kades Sekapuk Abdul Halim selaku pengelola wisata Setigi sudah menduga. Pasalnya, Pemkab Gresik tidak serius mendukung Setigi tampil di kancah Nasional.
“Pemkab Gresik menunjuk Setigi mewakili Gresik dalam lomba tingkat Nasional, namun sejak Setigi dibangun pada 2019 hingga saat ini bisa dinikmati para wisatawan, Pemkab Gresik sama sekali belum pernah mengucurkan bantuan,” jelas Abdul Halim.