Nikmati Aneka Budaya dan Tradisi Masyarakat Zaman Dahulu di Wisata Wagos Gresik, Kamu Wajib Kesini
Berita Baru, Gresik – Selain menghadirkan wisata bertajuk budaya, Wisata Alam Gosari (Wagos) juga cocok untuk bernostalgia. Bagaimana tidak, kawasan wisata yang berada di Desa Gosari Kecamatan Ujungpangkah ini juga menyajikan panorama kehidupan zaman dahulu.
Aneka keunikan kebiasaan masyarakat zaman dahulu diangkat kembali. Pengelola sengaja menghadirkan kegiatan ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
Ketua Pengelola Wagos Gresik, Misbakhud Dawam mengatakan, sejumlah kegiatan masyarakat seperti membersihkan Sendang (Sisa pemandian zaman kerajaan) yang rutin digelar setiap tahun.
Bahkan, kebiasaan petani memandikan sapi di sendang juga dihadirkan ke pengunjung. Bahkan, pengunjung bisa naik ‘Cikar’, kendaraan tradisional petani yang ditarik dengan dua sapi.
“Melalui kegiatan ini, budaya yang kita miliki seperti pencak silat tari gerabah bisa eksia kembali. Kita juga kenalkan potensi budaya kehidupan zaman dahulu seperti gotong-gorong,” katanya, Minggu (4/3).
Kemudian, ada pula kesenian tradisional seperti tarian serta pencak silat ditampilkan. Bahkan, sejumlah kuliner jajanan zaman dulu yang kini mulai langka dijual oleh ibu-ibu PKK Desa Gosari.
Sejumlah jajanan tradisional yang dijual ini mulai dari kucur, lemper, tape ketan, tetel, apem, juadah, kue lumpur, lupis, onde-onde dan lain sebagainya. Hal ini upaya membangkitkan ekonomi masyarakat.
“Ada sekitar 15 jenis jajanan tradisional. Karena antusias masyarakat dan pengunjung tinggi, rencananya akan digelar setiap bulan atau setiap pekan sekali,” ujar dia.
Dawam tak menyangka jika pengunjung sangat antusias. Bahkan, dia berencana menghadirkan jajanan tradisional yang kini mulai langka ditemui. Pengunjung bisa membeli dengan harga terjangkau.
“Melalui parade budaya ini, kita juga mengangkat perekonomian desa jajanan tradisional. Kita kenalkan desa kami punya wisata alam dan budaya harus kita lestarikan dan kita kenalkan ke masyarakat dan pengunjung,” tambahnya.
Dalam gelaran festival budaya, para pegawai wisata mengenakan pakaian tradisional. Tak lupa, blangkon menghiasi kepala pegawai wisata laki-laki. Sementara, pegawai perempuan memakai pakaian khas Jawa.
Salah satu pengunjung asal Tuban, Miftah mengaku event ini sangat bagus dan bisa bernostalgia dengan sejumlah budaya yang disguhkan. Bahkan, paling menarik adalah aneka kuliner yang mulai langka.
“Ini mencoba tape ketan dan tetel. Rasanya gurih dan manis. Enak sekali rasanya. Sepertinya, ini adalah makanan mbah saya dahulu,” terangnya.
Sementara pengunjung lain Gilang Budi Raharja bercerita, selain berwisata budaya dengan mengetahui aktivitas masyarakat pedesaan. Ada puluhan spot selfie yang semakin lengkap dan banyak.
“Tadi kebetulan lihat ada tarian serta pencak silat. Kita juga bisa bernostalgia dengab melihat peternak memandikan sapi di sendang. Bagi orang yang hidup di perkotaan seperti saya, hal ini sangat menarik,” tambahnya saat bernostalgia di Wisata Budaya Wagos Gresik.