Lakukan RUPSLB, IATA Pindah Haluan Bisnis Jadi Perusahaan Investasi

Berita Baru, Jakarta –  PT Indonesia Transport dan Infrastructure Tbk (IATA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (10/2).

Seperti disampaikan Executive Chairman MNC Group sekaligus direksi IATA Hary Tanoesoedibjo, RUPSLB tersebut telah menghasilkan keputusan bersama, yaitu mengubah haluan utama IATA dari transportasi udara menjadi perusahaan investasi.

“Investasi ini adalah investasi pada unit-unit bisnis kami yang bergerak di bidang pertambangan, infrastruktur, dan transportasi udara,” ungkapnya secara tertulis dalam unggahan Facebook.

Adanya perubahan haluan ini berdampak pula pada nama. IATA, kata Hary, sekarang berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments TBK.

“Ya ini biar lebih merefleksikan kegiatan usaha sekaligus memperkuat posisi persereon dalam industri,” turut Hary.

Di waktu yang sama, dalam RUPSLB ini para pemegang saham juga sepakat untuk mengambil alih 99,33% saham milik PT Bhakti Coal Resources (BCR) dari PT MNC Investama Tbk (BHIT).

Banyak pertimbangan tentunya, mengapa IATA memutuskan untuk mengakuisisi BCR.

Salah satunya adalah bahwa BCR merupakan perusahaan induk dari 9 perusahaan batu bara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

“Pada periode 9 bulan hingga September 2021, BCR berhasil memperoleh pendapatan sebesar USD 44,1 juta dengan EBITDA senilai USD 20,4 juta,” papar Hary.

“Akuisisi ini pun lebih menarik sebab 9 IUP milik BCR akan diambil alih dengan nilai USD 140 juta, 23% lebih rendah dari valuasi BSPC dan PMC,” imbuhnya.

Lebih jauh, pada 2022 IATA berhasil mengantongi izin peningkatan produksi hingga 8 juta metrik ton.

Dengan asumsi bahwa tren harga batu bara akan terus menguat dan target produksi tercapai, Hary Tanoe optimis keuangan IATA ke depan akan melesat.

“ekspektasi kami, pada tahun ini dan ke depan akan ada peningkatan sebanyak 3x lipat dibanding tahun 2021,” pungkasnya.