Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sandiwara Radio
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Bidang Komunikasi Kebencanaan, Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, melakukan penguatan literasi, edukasi dan sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat melalui sandiwara radio dengan judul Bunga-Bunga Cinta. (Foto: Antara/Istimewa)

BNPB Perkuat Literasi Kebencanaan Melalui Sandiwara Radio



Berita Baru, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan beragam upaya  untuk memberikan pemahaman mitigasi bencana kepada masyarakat.

Penguatan literasi, edukasi dan sosialisasi mitigasi bencana tersebut salah satunya dikemas dalam bentuk sandiwara radio dengan judul Bunga-Bunga Cinta.

Langkah ini dilakukan BNPB melalui Bidang Komunikasi Kebencanaan, Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan.

Naskah radio yang ditulis oleh Agus Noor itu menceritakan kisah cinta kehidupan mahasiswa dan mengambil latar peristiwa meletusnya Gunung Merapi di perbatasan DiY dan Jawa Tengah pada 2010 silam.

“Dalam drama mini seri itu, literasi kebencanaan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam alur cerita melalui dialog antar tokoh yang secara tidak langsung menjelaskan tentang bagaimana tanda-tanda fenomena alam yang dapat berpotensi menjadi bencana,” kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Jum’at (26/11).

Menurut Abdul, Bunga-Bunga Cinta juga menjelaskan tentang bagaimana upaya mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, yang disisipkan melalui dialog antar tokohnya.

Materi pembelajaran tentang kebencanaan yang dikemas lewat kisah serial drama mini seri itu diputar di 78 radio lokal di Kabupaten/Kota di Tanah Air, dengan 25 episode berdurasi 30 menit sejak Jumat (5/11) hingga Senin (29/11). 

Penggunaan media radio sebagai corong diseminasi literasi kebencanaan dipilih mengingat radio memiliki segmen dan konsumen tersendiri di tengah masyarakat.

Media radio juga memiliki eksistensi yang sampai saat ini masih dapat bertahan dan mampu bersaing dengan bertumbuhnya ragam media informasi yang lain.

Selain itu, kata Abdul, radio juga dapat menjangkau lebih banyak masyarakat hingga ke penjuru daerah yang mungkin tidak dapat dicapai media lainnya.

“Bentuk sinergi antara BNPB, BPBD, media radio dan masyarakat ini sekaligus menjadi wujud implementasi dari optimalisasi unsur ‘pentaheliks’ dalam penanggulangan bencana,” ujar Abdul.

Abdul mengatakan dari seluruh pemutaran serial drama mini seri di berbagai Kabupaten/Kota, Bidang Komunikasi Kebencanaan, Pusdatinkom BNPB juga menggelar talkshow di beberapa stasiun radio bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Itu dilakukan guna memperkuat informasi dan menyampaikan kebijakan daerah yang telah dirancang dan disiapkan dalam pengurangan risiko serta penanggulangan bencana.

Masyarakat juga diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dan menanyakan segala hal terkait kebencanaan melalui talkshow tersebut.

Sebagaimana yang dilakukan di Stasiun Radio Manggarai (RM) 88,00 FM pada Rabu (24/11), Bidang Komunikasi Kebencanaan BNPB menggandeng BPBD Manggarai Barat dalam kegiatan talkshow yang masuk dalam rangkaian pemutaran sandiwara radio “Bunga-Bunga Cinta”.

Radio Manggarai FM dipilih karena memiliki cakupan frekuensi yang cukup luas dari Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat hingga wilayah penyangga lainnya.

Kantor Radio Manggarai 88,00 FM yang berada di Kelurahan Lawur, Langke Rembong, Manggarai-Flores, NTT itu juga memiliki banyak pendengar setia dari kalangan remaja hingga usia lanjut.

Di samping itu, pemilihan lokasi dalam kegiatan talkshow dengan topik Manggarai Barat Sadar Bencana itu didasarkan pada rencana kontijensi yang dilakukan Pemerintah Indonesia dan pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, dalam menyongsong Labuan Bajo sebagai salah satu kawasan Pariwisata Super Prioritas yang aman bencana, sebagaimana yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo.

Kegiatan talkshow di Radio Manggarai FM itu sekaligus menutup dari seluruh rangkaian yang sebelumnya juga telah dilaksanakan di dua tempat, yakni Kabupaten Magelang di Jawa Tengah dan Kabupaten Tomohon di Sulawesi Utara.