Rumah Sakit di Bangkok Luncurkan Robot Ahli Bedah Berteknologi Tinggi
Berita Baru, Inovasi – Rumah Sakit Rajavithi di Bangkok telah memperkenalkan robot ‘ahli bedah’ berteknologi tinggi untuk membantu tim medis dengan jaminan akurasi yang lebih baik, dan masa tinggal di rumah sakit yang lebih aman dan lebih singkat bagi pasien.
Dilansir dari Bangkok Post, robot bedah tersebut diberi nama da Vinci Xi. Teknologi robotik bedah buatan AS itu dirancang untuk membantu akurasi ahli bedah selama prosedur bedah urologi.
Teknologi HD 3D yang sangat diperbesar memungkinkan ahli bedah untuk melihat area operasi dengan peningkatan persepsi kedalaman dan penglihatan yang jelas.
Robot bedah ini juga memiliki instrumen menekuk dan berputar melebihi kemampuan tangan manusia.
“Dengan teknologi gerakan tinggi, robot tersebut memungkinkan dapat mendukung kinerja ahli bedah untuk beroperasi dengan gerakan yang lebih stabil daripada yang mungkin dilakukan secara manusiawi,” kata perusahaan pengembangnya, dikutip dari Bangkok Post, Minggu (3/1/21).
Tanet Thaidumrong, kepala komite rumah sakit yang mengawasi sistem robotik bedah, mengatakan da Vinci Xi adalah teknologi paling maju dan memberikan hasil yang memuaskan.
“Para pasien merasa senang dengan operasi yang dilakukan oleh robot karena luka yang berkurang setelah operasi. Teknik robot membantu pasien pulih dengan cepat, mengurangi masa tinggal di rumah sakit,” kata Tanet.
“Lengan robotik dikembangkan agar bisa mirip dengan tangan orang, dalam hal pergerakan,” ujarnya. “Tapi poin baiknya adalah mereka bisa masuk lebih dalam ke titik-titik kecil [tubuh] yang perlu dioperasi tanpa batasan.”
Rumah sakit tersebut telah meluncurkan 11 ruang operasi baru, termasuk satu ruangan untuk robot bedah. Pihak rumah sakit juga mengadakan pelatihan untuk para ahli bedahnya sebelum menggunakan teknologi robot bedah tersebut.
Seorang ahli bedah membutuhkan setidaknya 30 jam untuk dilatih tentang cara menggunakan robot, sebelum melakukan operasi pada pasien.
Terkait pemanfaatan robot bedah tersebut pihak Rumah Sakit Rajavithi mengatakan 85% operasi robot terkait dengan penyakit yang ditemukan di tenggorokan, telinga dan hidung, 11% untuk ginekologi, dan 2% untuk kanker prostat dan ginjal.
Ada delapan robot bedah di negara itu di antaranya digunakan di Rumah Sakit King Chulalongkorn Memorial, Rumah Sakit Siriraj dan Rumah Sakit Ramathibodi. Diperkirakan ada 5.270 robot bedah yang bekerja di seluruh dunia.