Presiden Rusia Diujung Krisis Corona
Berita Baru, Internasional – Rusia diprediksi akan mengalami krisis akibat semakin merebaknya corona virus disease 2019 atau COVID-19 di negara tersebut.
Reporter harian berita The Sun, Samantha Lock melaporkan pada Minggu (26/4) pukul 13.31 waktu setempat, bahwa krisis COVID-19 dapat mengancam kekuasaan Presiden Vladimir Putin.
“Presiden Rusia Vladimir Putin dapat digulingkan oleh krisis coronavirus”. Tulis Samantha dalam intro beritanya.
Efek pandemi telah memicu jatuhnya harga minyak, sehingga aliran pendapatan utama negara itu tampaknya membuat kestabilan rezim Rusia terganggu.
Sejumlah dokter yang tidak dapat merawat pasien dengan peralatan pelindung yang memadai dilaporkan telah berhenti, rumah sakit kekurangan sumber daya dan kewalahan, perawat kehabisan oksigen, sehingga antrian ambulan terlihat berjam-jam untuk mengantar pasien yang sudah kehabisan tempat di rumah sakit.
Ironisnya, ventilator yang sangat dibutuhkan masyarakat, justru banyak diborong oleh sekelompok oligarkhi kaya raya untuk dipakai sendiri.
Para kritikus mempertanyakan apakah presiden dapat melawan musuh baru yang tidak terlihat. Warga pun mulai marah karena pemerintah dianggap lebih mementingkan orang-orang kaya.
Krisis Istana Kremlin
Rival politik Putin mulai mempertanyakan kemungkinan terburuk, apakah Rusia akan menjadi korban krisis COVID-19 berikutnya.
Salah satu kritik keras datang dari Garry Kasparov, kritikus yang juga mantan juara catur negara tersebut.
“Diktator Putin tidak peduli dengan hilangnya nyawa, ia hanya peduli akan kehilangan kekuatan. Ini adalah bukti kediktatoran satu orang berbahaya, tetapi rapuh”. Ungkapnya.
Ia menilai jika krisis ekonomi dan kesehatan begabung, maka warga tidak akan lagi takut kepada polisi untuk mengatasi. Maka is menduga segalanya mungkin berubah sangat cepat.
Anastasia Vasilyeva, seorang dokter mata dan presiden dari serikat pekerja medis independen, bersikap sangat keras terhadap tidak terbukanya pemerintah terkait kasus COVID-19.
“Pemerintah berbohong secara terbuka”. Katanya pada awal bulan April.
Beberapa hari kemudian, ia pun ditahan oleh polisi dalam perjalanan untuk melakukan pengecekan terhadap persediaan barang di rumah sakit. Ia juga didenda karena dianggap melanggar aturan lockdown.
Pakar Rusia dari University College London, Ben Noble mengatakan kepada The Telegraph bahwa kegagalan Putin untuk menyiapkan penerusnya telah menempatkan sistem dan negara dalam bahaya jika ia harus dipaksa berhenti.
“Dengan kata lain, kepedulian terhadap keamanan di masa kini telah menempatkan stabilitas struktural rezim dalam risiko jangka panjang. Kremlin menyadari ancaman eksistensial ini. Ia juga tahu bahwa anggota elit menyadari titik lemah ini”. Tutur Ben.