Hotel Kerap Ramai di Akhir Tahun, Ini Alasannya
Berita Baru, Jakarta – Ramainya hotel-hotel bintang 3 ke atas di setiap akhir tahun dari pengunjung, khususnya tamu-tamu kedinasan pelat merah, bukan tanpa alasan.
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo, berdasarkan paparannya dalam gelar wicara Bercerita ke-81 Beritabaru.co pada Selasa (25/1), menyampaikan bahwa hal itu berkaitan erat dengan gagalnya pemerintah dalam membangun sistem perencanaan dan penganggaran yang efisien.
Pemerintah, tegasnya, tidak benar-benar serius dalam melakukan perubahan sistem yang bisa mendeteksi secara dini adanya tindak korupsi.
“Ini adalah urusan internal, tentang anggaran yang tidak efisien atau pun aspek pencegahan korupsi, yang pada dasarnya bukan beban KPK,” jelas Adnan.
Ia menilai, ramainya hotel di setiap bulan November dan Desember dari tamu-tamu dinas pelat merah merupakan bukti ketidakseriusan pemerintah, baik pusat atau pun daerah, dalam menyusun perencanaan dan penganggaran.
Sebab jika penganggarannya baik dan efisien, maka tidak akan ada istilahnya “agar anggaran bisa diserap”.
“Sederhana kan, mereka ramai-ramai ke hotel berbintang itu atas nama agar semua anggaran bisa diserap. Kan begitu,” katanya.
Dalam diskusi yang ditemani oleh Al Muiz Liddinillah host Beritabaru.co ini, Adnan sempat mengutip ungkapan dari Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Menurut data yang ia dapatkan, selama tiga (3) tahun menjabat sebagai Menteri di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi menemukan ada sekitar 13 triliun yang sebenarnya tidak penting untuk dimasukkan dalam penganggaran.
“Ini baru di satu kementerian loh dan kita punya banyak kementerian, Pemda juga baik Kabupaten/Kota atau pun Provinsi dan bahkan desa. Wah ini besar sekali bocornya,” sitir Adnan.
“Di sisi lain, negara kita itu kekurangan anggaran, harus utang dan semacamnya. Harusnya kan kita tidak harus resah dengan semua itu kalau di sisi sistem tadi diperbaiki,” imbuhnya.