Pembasmi Iblis Bernafas Petir dalam Kimetsu no Yaiba

Berita Baru, Anime – Salah satu pembasmi iblis dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, Zenitsu, memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan para pembasmi iblis lainnya. Umumnya, pembasmi iblis menonjol karena keberanian dan ketegasannya menghadapi lawan. Namun Zenitsu justru kebalikannya, ia digambarkan sebagai sosok pecundang.

Tentu pada mulanya semua orang bertanya-tanya, bagaimana bisa sosok pecundang seperti dia bisa lolos seleksi sebagai pembasmi iblis? Namun ternyata, Zenitsu memiliki kepasitas lain yang tak bisa diremehkan.

Ketika keadaan telah terdesak, ia akan mengeluarkan kekuatan aslinya dengan cara tertidur. Kekuatan utamanya didapat dari napas petir, dan juga merupakan satu-satunya di antara seluruh pembasmi iblis yang pernah ada.

Ketika ia terjaga ia menjadi pengecut, ketika tertidur ia menjadi petarung yang bisa diandalkan, namun ketika ia terbangun ia akan menjadi pemarah. Kekuatannya saat tertidur bahkan hampir menandingi kekuatan Tanjirou. Karena inilah, Inosuke berharap agar Zenitsu terus tertidur sehingga ia bsia bertarung dengan hebat.

Kelemahan yang paling nampak pada Zenitsu adalah bahwa ia memiliki kepercayaan diri yang sangat rendah. Ia pun membenci dirinya sendiri. Baginya, tak ada orang lain yang membencinya sebagaimana ia membenci dirinya sendiri. Karena ini ia tak sanggup melawan musuh ketika ia sadar diri. Untuk itu, ia selalu tertidur untuk membangkitkan kekuatan aslinya.

Ia menggunakan pernafasan petir dan kilat yang mampu membasmi iblis dalam sekejap mata. Takniknya tersebut bisa ia gunakan dengan benar, hanya ketika ia tertidur. Ia tentu ketakutan melihat wajah iblis yang menyeramkan dan karenanya ia memilih untuk tertidur.

Ketika ia tertidur, kesadarannya terbangun, lebih tenang dan terfokus. Hal-hal yang tentunya tidak bisa dilihat teman-temannya saat sedang melakukan pelatihan fisik. Karakternya yang konyol, tentu saja membuat para pembasmi iblis yang lainnya geram. Kekuatan Zenitsu sama sekali tidak ia tonjolkan.

Karakternya yang pengecut tentu bukan sebuah kepura-puraan untuk menipu lawan. Ia benar-benar takut menghadapi lawan, dan mungkin merupakan karakter bawaan. Mungkin ia memiliki trauma tersendiri di masa lalu yang belum diungkapkan dan membentuknya menjadi laki-laki pecundang. Tapi mungkin, lambat laun ia bisa meningkatkan kepercayaan dirinya dan berani bertarung dalam keadaan tersadarkan diri.