Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Rapim Kemhan, Prabowo Singgung Potensi Ancaman Militer Asing
Foto: Kemhan

Rapim Kemhan, Prabowo Singgung Potensi Ancaman Militer Asing



Berita Baru, Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyinggung adanya ancaman militer yang berpotensi dapat membahayakan kedaulatan Indonesia di masa mendatang.

Pernyataan itu ia sampaikan saat membuka Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Tahun 2022 pada hari kedua di Kemenhan, Jakarta, Kamis (20/1).

Rapim Kemhan yang mengangkat tema “Konsolidasi Pembangunan Kekuatan Pertahanan Negara” ini dimulai tanggal 19 hingga 20 Januari di Kemhan, Jakarta.

Acara digelar secara tatap muka dengan peserta terbatas dan video conference yang tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Ancaman militer diperkirakan masih berpotensi muncul dan membahayakan kedaulatan negara dan keselamatan bangsa,” kata Prabowo.

Prabowo menyebutkan, ancaman tersebut bisa saja berbentuk kekuatan militer asing maupun kekuatan bersenjata dari dalam negeri.

Ia mencontohkan, misalnya adalah konflik terbuka, perang konvensional, pelanggaran wilayah perbatasan darat, laut, maupun udara, separatisme, infiltrasi, dan spionase.

Adapun pelanggaran wilayah darat, laut, maupun udara oleh musuh, kata Prabowo, akan terjadi dalam bentuk antara lain pelanggaran wilayah darat, laut, serta udara.

“Dan pelanggaran oleh kapal-kapal asing bersenjata dan pelanggaran udara oleh pesawat-pesawat asing,” katanya.

Prabowo mengatakan, secara geografis, Indonesia terletak di wilayah kawasan Indo-Pasifik yang memiliki lingkungan strategis yang sangat dinamis.

Menurutnya, Indo-Pasifik merupakan kawasan yang mempertemukan kekuatan besar dunia yang meliputi, Amerika Serikat, Jepang, Rusia dan China.

Ia mengungkap, Indo-Pasifik diposisikan sebagai hak interaksi negara-negara tersebut, baik secara bilateral maupun multi-bilateral.

Prabowo melihat, perkembangan di kawasan tersebut juga sangat dinamis dan kompleks yang memunculkan berbagai ancaman.

“Baik ancaman militer, non-militer, maupun hibrida yang diprediksi masih akan mengancam kepentingan nasional di masa mendatang,” tegas Menhan.