Kopri Kota Bandung Komitmen Lawan Kekerasan Seksual
Berita Baru, Bandung – Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Kota Bandung menyampaikan komitmennya untuk melawan kekerasan seksual yang masih banyak terjadi di Bandung.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Kopri Kota Bandung Imelda Islamiyati ketika unjuk rasa di depan kantor Pemerintah Kota Bandung di Jalan Merdeka, Rabu (12/1).
“Di kota Bandung ini, kekerasan seksual masih menjadi persoalan yang serius,” ungkap Imelda pada redaksi.
Seiring berkembangnya teknologi media sosial, lanjutnya, kekerasan seksual mengalami evolusi, dalam arti muncul beberapa bentuk baru di dalamnya.
Di antaranya adalah penyebaran foto atau video di media sosial, penjualan perempuan dan anak secara daring, dan semacamnya.
Menurut Imelda, semakin beragamnya model kekerasan seksual tersebut berhubungan dengan Pandemi COVID-19 yang memaksa siapa pun untuk lebih intense berinteraksi via media sosial.
“Selain itu, kita juga bisa melihat betapa hari ini selain kekerasan seksual, beberapa kasus lain juga muncul, seperti kekerasan psikis, kekerasan fisik, penelantaran, penjualan anak, kekerasan hak asuh anak, dan kekerasan ekonomi,” paparnya.
Lebih jauh, Imelda juga menceritakan bahwa sepanjang investigasi Kopri, di Kota Bandung masih banyak fenomena gunung es. Banyak korban kekerasan seksual yang tidak berani lapor, sehingga terkesan semuanya baik-baik saja.
“Ini membuktikan satu hal,” katanya, “Apa? Bahwa Kota Bandung tidak bisa memberikan ruang aman terhadap perempuan.”
Dalam unjuk rasanya, maka Kopri Kota Bandung menuntut adanya tindakan tegas dari Pemerintah Kota Bandung untuk memberikan penanganan dari segi pendidikan, kesehatan, serta keamanan dalam kaitannya dengan kekerasan seksual.
“Dan yang tidak kalah penting adalah pemerintah harus segera melakukan pembenahan terhadap sistem perlindungan kepada perempuan dan anak,” tegas Imelda.
“Asumsinya simpel. Setiap manusia berhak atas keamanannya masing-masing,” pungkas Imelda.