Hayat Tahrir al-Sham Kembali Menembaki Pemukiman Aleppo, Idlib, dan Latakia
Berita Baru, Internasional – Kepala Pusat Rekonsiliasi Suriah di Suriah mengatakan pada konferensi pers bahwa kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menembaki pemukiman di provinsi Aleppo, Idlib, dan Latakia, Kamis (23/7).
“Kami telah mencatat satu penembakan dari pemukiman Kuhbaniya di provinsi Latakia; satu penembakan dari pemukiman Urum al-Sughra di provinsi Aleppo; dan satu penembakan dari pemukiman Bsakla; satu penembakan dari pemukiman Tell Mardih; satu penembakan dari Hantoutine; dan satu penembakan Maarat-Mouhos di provinsi Idlib, yang [semuanya] berasal dari posisi teroris Al-Nusra [Hayat Tahrir al-Sham],” kata Laksamana Muda Alexander Shcherbitsky, dilansir dari Sputnik.
Akan tetapi, Militer Rusia mencatat bahwa tidak ada penembakan di zona eskalasi Idlib oleh kelompok-kelompok bersenjata yang dikontrol Turki selama 24 jam terakhir.
Sebelumnya, mengutip VOA, pada bulan 28 Juni, pasukan HTS, pasukan yang dominan di Idlib, kubu kuat pemberontak terakhir di Suriah, juga mulai menyerang desa-desa di bagian barat Idlib yang ditempati banyak jihadis.
Menarik mundur ke belakang, HTS yang juga dikenal dengan nama Al-Nusra, muncul di Suriah pada Januari 2012 sebagai cabang dari kelompok Al-Qaeda Irak. Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan PBB memasukkan HTS ke dalam daftar ‘teroris’ dan dilarang.
Lalu, pada 23 Oktober 2019, Rusia dan Turki sepakat untuk membuat memorandum. Memorandum itu berisi kesepakatan bahwa Rusia dan Turki akan menggelar patroli sejauh 10 Km dari garis perbatasan Suriah-Turki.
Selain itu, polisi militer Rusia terus melakukan patroli di provinsi Aleppo, sementara angkatan udara Rusia melakukan patroli udara di daerah sasaran.
Setelah itu, pada 5 Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menyetujui gencatan senjata di Idlib, yang dimulai pada tengah malam.
Kedua pihak juga sepakat untuk membuat koridor keamanan enam kilometer (3,7 mil) utara dan selatan jalan raya M4 di Suriah, yang menghubungkan provinsi Latakia dan Aleppo. Selain itu, Rusia dan Turki sepakat untuk bersama-sama berpatroli di jalan raya M4. Dengan demikian, kelompok militan tetap mengendalikan sebagian kecil provinsi Idlib di Suriah barat laut.