Hacker 21 Tahun AS Paparkan Bagaimana Dia Membobol T-Mobile
Berita Baru, Washington – Peretas (hacker) Amerika Serikat berusia 21 tahun yang bertanggung jawab menyusup ke sistem T-Mobile mengatakan keamanan perusahaan nirkabel yang lemah membantunya mengakses kumpulan catatan dengan detail pribadi lebih dari 50 juta orang, katanya saat melakukan wawancara dengan The Wall Street Journal (WSJ) Kamis (26/8).
T-Mobile, perusahaan yang berbasis di Washington, merupakan operator seluler AS terbesar kedua, dengan sekitar 90 juta ponsel terhubung ke jaringannya.
Peretasan yang terjadi pada bulan Agustus itu adalah kebocoran data pelanggan utama ketiga yang dipublikasikan T-Mobile dalam dua tahun terakhir.
Menurut T-Mobile, serangan terbaru itu mencuri serangkaian detail pribadi dari lebih dari 54 juta pelanggan termasuk nama, nomor Jaminan Sosial, dan tanggal lahir mereka.
Hacker itu bernama John Binns. Ia dibesarkan di Virginia AS tetapi sekarang tinggal di Turki. Ia menjelaskan bahwa ia berhasil menembus pertahanan T-Mobile setelah menemukan router yang tidak terlindungi terbuka.
Binns telah menggunakan beberapa alias online sejak 2017, dan mengatakan dia telah memindai alamat internet T-Mobile untuk mencari kerentanan menggunakan alat sederhana yang tersedia untuk masyarakat umum.
“Keamanan mereka sangat buruk,” kata Binns dalam wawancara dengan WSJ melalui pesan Telegram dari akun yang membahas detil peretasan sebelum diketahui secara luas.
“Saya panik karena saya memiliki akses ke sesuatu yang besar,” tambahnya.
Binns juga mengatakan kepada WSJ bahwa dia membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk masuk ke server.
Binns belum mengatakan apakah dia telah menjual data apa pun atau apakah dia dibayar untuk peretasan.
Sementara itu, T-Mobile sudah mulai memberi tahu pelanggan tentang pembobolan itu sejak minggu lalu.
T-Mobile juga mengingatkan penggunanya untuk memperbarui kata sandi dan kode nomor identifikasi pribadi (PIN).
Perusahaan yang berbasis di Washington adalah operator seluler AS terbesar kedua, dengan sekitar 90 juta ponsel terhubung ke jaringannya.
Pada gilirannya, Kantor Biro Investigasi Federal (FBI) Seattle sedang menyelidiki peretasan T-Mobile, seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada WSJ.
Masih belum jelas apakah Binns bekerja sendiri. Dalam komunikasinya dengan WSJ, dia menggambarkan upaya kolaboratif untuk memecahkan basis data internal T-Mobile.
Binns juga mengatakan kepada WSJ bahwa dia ingin menarik perhatian atas dugaan penganiayaan oleh pemerintah AS.
“Menghasilkan kebisingan adalah satu tujuan,” kata Binns.