Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Resolusi Anti Iran

Duta Iran di PBB Sindir Kegagalan AS Menawarkan Resolusi Anti-Iran



Berita Baru, Internasional – Duta besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi menyiratkan bahwa Amerika Serikat (AS) telah gagal mendapatkan dukungan untuk resolusi anti-Iran di Dewan Keamanan PBB.

Hal itu disampaikan Ravanchi melalui cuitannya di Twitter pada Kamis (25/6), sehari setelah AS berbicara di depan Dewan Keamanan PBB terkait resolusi anti-Iran, di mana AS menyerukan embargo senjata Iran seperti tahun 2015 diperpanjang.

“Kemarin, AS memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB tentang perpanjangan embargo senjata di Iran dan menyerukan persatuan Dewan.” Cuit Ravanchi.

Dilansir dari Tasnim, AS menyalahkan Iran atas serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi 2019. Menurut AS, mengangkat embargo senjata dapat memiliki ‘implikasi besar’ bagi kemanan dan stabilitas kawasan Timur Tengah. Karenanya, AS mendesak badan PBB untuk ‘melarang pasokan, menjual atau mentransfer, langsung atau tidak langsung, senjata dan bahan terkait’ ke Iran.

Lebih lanjut, Ravanchi menambahkan bahwa dalam sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS, pihak AS tidak menyebutkan bagaimana reaksi dari Dewan Keamanan PBB terkait resolusi anti-Iran yang ditawarkan oleh Washington.

“Mungkin alasannya adalah seruan UNANIMOUS (sepakat) mereka untuk implementasi penuh JCPOA & UNSCR 2231,” pungkas Ravanchi dalam cuitannya.

Upaya AS untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran adalah bagian dari kampanye ‘tekanan maksimum’ Washington terhadap Iran.

Prancis, Inggris, dan Jerman–yang ikut menandatangani kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran, yang secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA)–juga berargumen menentang pencabutan embargo senjata terhadap Teheran sebagaimana yang ditawarkan AS.

Pada Rabu (24/6), para menteri luar negeri Iran dan China menyuarakan oposisi kuat mereka terhadap praktik-praktik intimidasi AS dan kebijakan unilateralismenya.

Pada Jumat (19/6), Dewan Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menandatangani resolusi IAEA yang menuntuk akses penuh fasilitas nuklir Iran. Namun China dan Rusia menolak menandatangani resolusi IAEA tersebut.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan mitranya dari Tiongkok, Wang Yi, membuat pernyataan dalam konferensi video. Wang Yi menentang segala upaya untuk mengubah ketentuan JCPOA dan Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB, yang mendukung perjanjian tersebut.

Wang Yi juga menegaskan bahwa Amerika Serikat ‘tidak memiliki hak’ untuk menggunakan mekanisme yang diabadikan dalam JCPOA untuk mencapai tujuan tertentu setelah penarikan dari AS dari kesepakatan nuklir pada tahun 2018.

AS sekarang sedang berupaya untuk memperpanjang sanksi embargo senjata Iran yang dikenakan PBB. Sesuai kesepakatan nuklir Iran, sanksi itu berakhir pada bulan Oktober.