Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kabinet

Celios Prediksi Kabinet Gemuk Prabowo Berpotensi Boroskan Anggaran hingga Rp1,95 Triliun



Berita Baru, Jakarta – Center of Economic and Law Studies (Celios) memperkirakan bahwa formasi kabinet Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang melibatkan banyak posisi menteri dan wakil menteri dapat menyebabkan pemborosan anggaran negara mencapai Rp1,95 triliun. Prabowo telah memanggil 108 calon menteri, wakil menteri, dan pejabat strategis lainnya untuk kabinet pemerintahannya yang akan datang.

Beberapa kementerian, seperti Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN, dikabarkan akan memiliki lebih dari dua wakil menteri, yang dapat menambah beban anggaran negara.

Peneliti Celios, Galau D Muhammad, menjelaskan bahwa semakin banyak wakil menteri yang diangkat, semakin besar pula dampaknya terhadap pengeluaran negara. “Penambahan wakil menteri berarti belanja negara akan meningkat, termasuk biaya untuk gaji staf, pengadaan kendaraan dinas, fasilitas kantor, hingga gaji pensiun bagi para pejabat tersebut,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (17/10/2024).

Menurut analisis Celios, lonjakan anggaran ini dapat memperburuk kondisi fiskal yang sudah rentan, terutama dengan adanya jatuh tempo utang dan penurunan penerimaan pajak. Analisa Celios memperkirakan peningkatan biaya kabinet Prabowo-Gibran ini akan mencapai Rp1,95 triliun dalam lima tahun ke depan, yang mencakup gaji dan tunjangan menteri, wakil menteri, serta operasional.

Estimasi anggaran tersebut didasarkan pada asumsi bahwa gaji dan tunjangan menteri berkisar Rp150 juta per bulan, sedangkan wakil menteri Rp100 juta per bulan, ditambah anggaran operasional sekitar Rp500 juta per bulan untuk setiap menteri dan wakil menteri.

Sebagai perbandingan, dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf yang memiliki 34 menteri dan 17 wakil menteri, total biaya per tahun untuk gaji, tunjangan, dan operasional diperkirakan mencapai Rp387,6 miliar. Sementara untuk kabinet Prabowo-Gibran yang diasumsikan memiliki 49 menteri dan 59 wakil menteri, estimasi biaya mencapai Rp777 miliar per tahun, dengan peningkatan sebesar Rp389,4 miliar dibandingkan era Jokowi.

Selain itu, Celios mencatat bahwa proporsi politisi yang dipanggil untuk mengisi posisi di kabinet Prabowo-Gibran mencapai 55,6 persen atau 60 dari 108 kandidat. Sementara itu, teknokrat hanya mewakili 15,7 persen, dan sisanya terdiri dari TNI/Polri, pengusaha, tokoh agama, serta selebriti. Hanya 5,6 persen kandidat berasal dari kalangan akademisi, dan 72 persen merupakan pendukung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.

“Pembagian kursi kabinet ini terindikasi kuat sebagai bentuk balas budi politik yang tidak inklusif, terutama dengan hanya 9,3 persen kandidat perempuan,” pungkas Galau.