APBN 2021 Akan Mempertimbangkan Covid-19 dan Harga Minyak
Berita Baru, Jakarta – Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2021 akan mempertimbangkan perubahan yang terjadi pada sekitar setengah bulan terakhir, terutama virus corona (Covid-19) dan harga minyak.
Hal ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dalam keterangan persnua di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (09/3).
“Pertama, terjadinya Coronavirus yang sampai hari ini mungkin kita masih harus melihat perkembangannya dan dampak ekonominya di dalam negeri, dan terutama juga dari luar negeri yang merembes ke dalam negeri,” ujar Menkeu.
Selanjutnya, Menkeu juga meninjau dari harga minyak terutama terkait dinamika antara Saudi dengan Rusia, dari sisi OPEC dan non OPEC, yang menyebabkan harga minyak turun sangat drastis dalam 2 hari terakhir.
“Kekhawatiran mengenai Covid-19 ini di seluruh dunia telah menyebabkan koreksi sangat tajam di pasar-pasar keuangan. Jadi kita juga harus mengantisipasi dampaknya terhadap lembaga-lembaga keuangan,” katanya.
Terkait dengan penyaluran kredit, performance kredit, dan kemampuann untuk menghadapi stres yang dihadapi, Sri Mulyani mengatakan untuk tahun 2020 pemerintah akan terus menggunakan instrumen fiskal.
“Suasananya memang sangat dinamis, namun kita akan tetap mencoba merumuskan kebijakan fiskal untuk meminimalkan dampak berasal dari Covid-19.,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani minta penerimaan pajak utamanya dari sisi migas maupun yang lain nanti akan juga mengalami tekanan kalau dari sisi komoditas harganya turun dan kegiatan ekonomi melemah, seperti yang mungkin terdampak dari Covid-19 yang seperti yang terlihat sampai saat ini.
“Oleh karena itu nanti APBN di 2020 memang akan defisitnya meningkat. Saat ini kita mengindikasikan defisit itu ada di dalam kisaran antara 2,2 hingga 2,5. Namun kita akan lihat nanti dari sisi penerimaan maupun dari sisi belanjanya,” imbuh Menkeu.
Saat ini, menurut Menkeu pemerintah akan fokus dan tetap akan mencoba merumuskan kebijakan, karena situasinya masih bergerak terus.
Menkeu menyampaikan bahwa akan dilaksanakan koordinasi dengan Menko Perekonomian untuk melihat opsi-opsi dari stimulus yang tetap tetap dalam koridor sehingga membuat instrumen APBN bisa menjadi salah satu penolong perekonomian yang sedang dalam kondisi lemah.
“Itu yang sedang kita fokuskan. Dan sekaligus kita juga
mulai membangun desain untuk tahun 2021,” imbuhnya.