Ali Mohamed Zaki, Penemu Virus Corona dari Mesir
Berita Baru, Internasional – Di tengah merebaknya wabah Virus Corona muncul berbagai pembahasan, mulai dari jumlah korban, penyebaran, penanggulangan, hingga sumber awal virus–yang diketahui muncul pertama kali di kota Wuhan, China.
Sejak pertama ditemukan pada 12 Desember 2019, hingga saat ini sudah ada lebih dari 130 orang yang dinyatakan meninggal dan lebih dari 6.000 orang di China dan dunia dilaporkan telah terinfeksi. Sementara itu, penyebarannya sudah sampai ke 17 negara, termasuk Thailand, Malaysia, hingga Amerika Serikat dan Jerman.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi yang bisa menjelaskan dari mana sebenarnya virus ini berasal. Namun, tahukah Anda siapa penemu pertama Virus Corona?
Sebagaimana dilansir dari media Inggris The Guardian, dirilis pada 2013 melaporkan, penemu pertama virus ini adalah seorang ahli virus di Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi, bernama Ali Mohamed Zaki, pada Juni 2012.
Zaki menemukan virus corona jenis baru itu setelah meneliti dahak dari seorang pasien, pria berusia 60 tahun, yang dirawat di sebuah rumah sakit karena pneumonia virus yang parah. Ia baru menemukan virus corona baru setelah melakukan serangkaian tes.
Setelah menemukan virus corona jenis baru itu, Zaki dengan cepat mengirim email ke laboratorium virologi terkemuka di Erasmus Medical Centre di Rotterdam, Belanda. Laboratorium itu adalah tempat dirinya pernah meminta bantuan penelitian.
Dipecat Rumah Sakit
Untuk mengingatkan ilmuwan lain, Zaki juga memposting catatan tentang proMED, sistem pelaporan internet yang dirancang untuk secara cepat berbagi rincian penyakit menular dan wabah dengan para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat.
Sayangnya, akibat hal itu, penemu virus corona itu malah dipecat. Kontrak kerjanya di rumah sakit diputus atas tekanan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi, katanya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya di Mesir.
“Mereka tidak suka ini muncul di proMED. Mereka memaksa rumah sakit untuk mengakhiri kontrak saya,” kata Zaki kepada Guardian dari Kairo. “Saya terpaksa meninggalkan pekerjaan saya karena ini, tetapi itu adalah tugas saya. Ini adalah virus yang serius.”
Tak berapa lama setelahnya, kasus serupa dengan pasien Zaki juga dilaporkan terjadi di Inggris, tepatnya di Rumah Sakit St Thomas, London, pada September tahun lalu.