Langkah Cerdas Adaptasi Perubahan Iklim dengan Pendekatan Kesetaraan Gender
Berita Baru, Jakarta – Adaptasi perubahan iklim dengan pendekataan kesetaraan gender merupakan langkah cerdas. Tidak hanya sesuai dengan Perjanjian Paris, tapi juga pendekatan kesetaraan gender semakin diakui secara luas.
Hal itu disampaikan Bagian Kerja Sama Dalam Negeri dan Hibah (Kabag KDNH) Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ernawati Eko Hartono dalam acara Talk Show bertajuk Kontribusi Dan Kepemimpinan Perempuan Dalam Bisnis Dan Pendanaan Pembangunan Berkelanjutan di Jakarta, pada Senin (8/11).
“Perubahan iklim dialami dan dibentuk secara berbeda oleh perempuan dan laki-laki. Telah dirumuskan rencana aksi gender dan perubahan iklim yang disepakati para pihak dalam Perjanjian Paris, di sisi lain pendekatan kesetaraan gender juga semakin diakui dan menjadi pendekatan yang tidak hanya benar secara moral namun juga merupakan pendekatan ekonomi yang cerdas,” katanya.
Norma-norma yang didapatkan dari pendekatan gender itu mempengaruhi pembagian kerja di dalam rumah tangga dalam rantai nilai dan di pasar tenaga kerja secara umum.
“Seperti yang dicontohkan oleh ibu Evi dengan membentuk KTH Trigona, perempuan diharapkan dapat Mandiri dan memperoleh tambahan pendapatan bagi keluarga mereka,” katanya.
Ia juga mengatakan, peran perempuan dalam dunia bisnis juga sangat signifikan dalam membangun praktek bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan melalui pemanfaatan hasil hutan.
Karena itu, Ernawati juga mengatakan bahwa pemerintah nasional berupaya mendukung pendanaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Salah satunya melalui Transfer Fiskal Berbasis Ekologi (Ecological Fiscal Transfer) untuk mendukung insentif bagi desa-desa yang berkontribusi pada pemeliharaan lingkungan hidup.
“Ini merupakan bagian dari upaya mencegah dampak luas perubahan iklim di wilayah yuridiksinya baik di Kabupaten maupun provinsi, seperti tadi yang disampaikan oleh Bu Rini dari Kubu Raya. Akhirnya, TAKE [Transfer Anggaran Kabupaten berbasis Ekologi. Red.] mampu mendorong pemanfaatan potensi desa dan keanekaragaman hayati Desa dalam pengembangan ekonomi di Kabupaten Kubu Raya,” katanya.
Dalam acara Talk Show yang merupakan rangkaian agenda Indonesia Pavilion COP26 UNFCCC Glasgow itu, Ernawati mengapresiasi para pihak yang telah berkontribusi dalam mensukseskan acara.
“Harapannya, dengan talk show ini kita mendapatkan gambaran dan cerita baik tentang kepemimpinan dan peran perempuan dalam bisnis dan pendanaan lingkungan hidup yang berkelanjutan serta kontribusinya dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia,” ujarnya.
Ernawati menutup catatan penutupnya dengan sebuah pantun:
Jalan-jalan ke kota Tarakan,
Kalau turun hujan marilah kita berteduh
Mari suarakan keadilan dan kesetaraan
Demi pembangunan Indonesia yang semakin tangguh.