Produk Lokal UMKM Gresik Didorong Masuk Pasar Internasional
Berita Baru, Gresik – Pengembangan produk lokal usaha masyarakat kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Gresik didorong terus berkembang. Sejumlah produk UMKM warga lokal Gresik seperti Kopyah, feysen batik, alat musik banjari, baju koko, sarung tenun, dan lainnya sangat berpotensi menembus komoditas ekspor.
Potensi itu perlu didukung penuh. Sebab, menurut Sekretaris Komisi II DPRD Gresik Syahrul Munir, pemerintah sebenarnya telah memberikan fasilitas gratis melalui Bea Cukai yang bernama “Klinik Ekspor” yang bisa diakses oleh para pelaku UKM sebagai jalur ekspor produk unggulan mereka.
Syahrul menjelaskan, jika fasilitas “Klinik Ekspor” lebih dimaksimalkan, maka tidak menutup kemungkinan produk UMKM Gresik akan semakin merambah pasar Internasional. Selain itu, pemasukan mereka akan semakin bertambah dibandingkan dengan menggunakan jasa importir.
“Jumlah UKM kita yang siap ekspor sangat sedikit. Desember 2020 kemarin yang terdaftar hanya 11 pelaku ekspor, namun per 2021 ini sudah ada 148 eksportir yang sudah terdaftar. Tapi belum tau juga identifikasinya bahwa pelaku tersebut sudah siap ekspor atau tidak, karena kebanyakan pelaku UKM kita menggunakan jasa eksportir. Padahal jika bisa diekspor sendiri maka tentu akan menambah pemasukan,” ujar Syahrul saat menghadiri Forum Grup Discusion (FGD) bersama Diskoperindag, Bea Cukai, dan sejumlah pelaku UMKM di Aula Diskoperindag Gresik, Kamis (10/6).
Meski demikian, politisi muda PKB itu tidak menampik bahwa para pelaku UMKM di Gresik masih mendapati kendala dalam proses pengurusan legalitas brand produk mereka. Padahal, kualitas produk mereka sudah berkelas premium atau sudah siap ekspor.
“Kendala utama yang dialami oleh teman-teman pelaku UMKM ini adalah pendampingan, mulai dari perizinan, kemasan produk, company profil, hingga akses ke pasar Internasional. Padahal produk usaha mereka sudah siap untuk diekspor, karena kualitasnya sudah kualitas premium,” tandasnya.
Oleh karena itu, Syahrul berharap pemerintah daerah melalui dinas terkait agar mengkaji ulang potensi pasar dan peluang pendapatan berupa pajak atas aktivitas ekspor produk lokal UMKM Gresik. Sehingga tercipta solusi terbaik untuk memfasilitasi penuh ekspor produk UMKM di Gresik.
“Kajian potensi pasar dan peluang pendapatan berupa pajak atas aktivitas ekspor ini harus dikaji lebih lanjut oleh dinas terkait. Sehingga nanti akan mendapat akses program dari Kemenkeu, syaratnya pengrajin di desa tersebut harus kompak,” pintanya.
Dalam FGD itu, para pelaku UMKM yang hadir juga membawa produk mereka masing-masing, diantaranya Songkok Ikbal dan Pondok Indah dari Bungah, Rebana Imam Bahri Bungah, Songkok Presiden Pulopancikan Gresik, Baju Muslim Ramli, Busana Java Muslim, Sarung Sutra Sari Ratu Cerme, Batik Bangsawan, Batik Gajah Mungkur, dan beberapa produk UMKM lainnya yang telah siap ekspor.