Kelompok Etnis Bersenjata Myanmar Serbu Kamp Militer
Berita Baru, Internasional – Kelompok etnis bersenjata Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) menyerbu kamp Junta Myanmar pada Kamis (11/3) hingga berujung bentrokan.
Juru Bicara KIA, Kolonel Naw Bu mengatakan, pihaknya menyergap kamp militer di dekat Desa Sal Zin, di distrik Mohnyin, negara bagian Kachin, Myanmar pada pagi buta.
Penyerbuan itu mendapat respons cepat dari militer Myanmar dengan serangan balik dengan menggunakan jet tempur.
“Kami tidak tahu detailnya. Tapi komando pusat kami belum mengeluarkan perintah apa pun untuk menyergap kamp militer atau bentrokan di kota-kota,” ucapnya kepada Myanmar Now.
Namun Naw Bu mengatakan kamp KIA telah disergap oleh pasukan militer Myanmar di kota Kutan, negara bagian Shan.
Dia mencatat dua kamp KIA disergap oleh pasukan militer Myanmar selama sebulan terakhir.
Ketegangan meningkat antara tentara dan kelompok etnis bersenjata sejak militer merebut kekuasaan dengan kudeta pada 1 Februari.
Hari-hari setelah kudeta, tentara Myanmar sudah bentrok dengan Serikat Nasional Karen dan Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan. Keduanya menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional (NCA).
Pada 20 Februari, 10 kelompok bersenjata yang menandatangani NCA mengumumkan akan menunda pertemuan politik untuk negosiasi dengan junta.
Pengumuman juga menyatakan kelompok-kelompok itu mendukung gerakan pembangkangan sipil (CDM) dan bentuk-bentuk perlawanan publik lainnya terhadap kudeta, serta akan mencari cara untuk mendukung warga Myanmar.
Menurut Asia News, semakin banyak seruan untuk berbagai kelompok etnis yang bersenjata (Shan, Kachin, Karen, Chin, Arakan) untuk melawan tentara nasional yang dipimpin oleh junta militer Myanmar dengan membentuk tentara federal tunggal.
Hal itu dinilai sebagai tanggapan atas kudeta yang terjadi dan mungkin sebagai upaya untuk mengacaukan militer Myanmar. Jika arah ini terkonsolidasi, perang saudara tidak akan terhindarkan.
Namun, pada Kamis (11/3) dewan militer yang berkuasa mencabut label Tentara Arakan sebagai organisasi teroris.
Diketahui Tentara Arakan pernah bertempur dengan kelompok Kachin di utara, serta di Rakhine melawan penduduk lokal dan Rohingya.