Beberapa Pelajaran Berharga yang Bisa diambil dari Anime Haikyuu
Berita Baru, Anime – Salah satu anime olahraga populer, Haikyuu telah usai dengan season 4, dan masih menunggu untuk season 5 dan 6 yang masih dalam proses penggarapan. Namun tanpa harus menunggu season 5 dan 6, anime Haikyuu telah banyak memberikan pelajaran hidup yang berharga.
Tokoh utama Haikyuu, Shoyo Hinata selalu menjadi anak ceria dan penuh semangat dalam memainkan perannya. Ia yang ditakdirkan dengan postur tubuh yang lebih pendek dari pemain bola voli lainnya tidak menjadikan hal tersebut sebagai halangan. Dengan tubuhnya yang mungil, Ia justru memiliki kecepatan dan loncatan yang luar biasa. Ia bahkan dijuluki sebagai raksasa kecil.
Selain itu, Shoyo Hinata bisa melesat dengan cepat juga karena ia selalu percaya pada mimpinya dan tidak pernah patah arang. Padahal, lawan yang harus ia hadapi bukan sembarang lawan. Namun berkat ia yang juga bekerja sama dengan rekan satu timnya, berhasil mengungguli lawan yang sangat kuat.
Shoyo Hinata seperti orang yang haus dan lapar, yang selalu belajar dari lawan-lawannya dengan rendah hati. Saat ia misalnya menjadi penjawa gawang di pelatihan nasional, Ia menjadikan kesempatan tersebut sebagai peluang emas untuk dia belajar banyak hal terkait voli dari pemain-pemain papan atas. Ia sosok yang rendah hati, ceria, dan tak pernah putus asa untuk meraih cita-citanya.
Selain sosok Shoyo Hinata, Klub Bola Voli di SMA Karasuno juga memiliki ekosistem yang sehat. Masing-masing pemain selalu mendukung para pemain lainnya untuk terus berkembang namun mereka juga saling bersaing untuk memberikan yang terbaik. Jika salah satu diantara mereka membuat kesalahan, mereka tidak menghukumnya dengan cacian namun tetap sportif memberikan dukungan.
Bahkan Tobio Kageyama yang dikenal sebagai raja lapangan yang otoriter pun, bisa perlahan berubah dan bisa bekerjasama dengan baik terutama dengan Shoyo Hinata. Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi antara Kageyama dengan yang lainnya terjadi bukan karena ingin menjatuhkan alih-alih sebaliknya. Hanya saja, Kageyama masih perlu belajar lebih banyak untuk berkomunikasi dengan baik.
Sementara itu, senior mereka yakni Koshi Sugawara mencontohkan bagaimana menjadi senior yang rendah hati dan komunikatif. Ia merupakan senior kelas tiga sekaligus setter club bola voli SMA Kurasuno. Namun melihat potensi Kageyama, ia dengan rendah hati mau menjadi pemain cadangan dan siap kapanpun harus berganti.
Sugawara tidak pernah merasa berkecil hati, dan justru dia memuji kehebatan Kageyama yang menggantikan posisinya sebagai setter. Ia bukan pemain yang terhebat, namun ia sosok yang paling komunikatif dan selalu memberikan dukungan kepada rekan satu timnya sekaligus mencairkan suasana.