Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

UE Mengutuk Keras Kebijakan Taliban yang Melarang Perempuan Bekerja di LSM

UE Mengutuk Keras Kebijakan Taliban yang Melarang Perempuan Bekerja di LSM



Berita Baru, Internasional – “Uni Eropa (UE) mengutuk keras keputusan Taliban baru-baru ini yang melarang perempuan bekerja di LSM nasional dan internasional,” kata juru bicara kepala kebijakan forgein UE, Josep Borrell, kepada AFP.

Sejak pemerintahan Afghanistan diambil alih oleh Taliban, hak dan kebebasan perempuan terus dikekang salah satunya dengan pelarangan perempuan untuk bekerja di organisasi non-pemerintah (LSM) lokal dan asing.

Seperti dilansir dari Sputnik News, pengumuman tersebut datang hanya beberapa hari setelah larangan perempuan masuk universitas, juga keputusan untuk melarang perempuan menempuh sekolah menengah tahun lalu.

Berbagai kebijakan yang mendiskreditkan perempuan tersebut memicu kemarahan dan kritik dari dalam maupun luar negeri.

Keputusan Taliban untuk melarang perempuan bekerja di LSM didorong oleh beberapa karyawan perempuan yang diduga gagal mematuhi peraturan tentang kode berpakaian Islami untuk perempuan, menurut surat dari kementerian ekonomi yang dikonfirmasi oleh juru bicara Abdulrahman Habib. Taliban telah menerapkan kebijakan atas hukum Islam sejak mengklaim kekuasaan pada Agustus 2021.

Pada hari Sabtu Uni Eropa mengutuk keputusan Taliban untuk melarang perempuan bekerja untuk LSM dan mengatakan akan mengevaluasi apa dampak keputusan tersebut terhadap bantuan serikat pekerja di negara itu.

“Mencabut keinginan bebas perempuan untuk memilih nasib mereka sendiri, melemahkan dan mengecualikan mereka secara sistematis dari semua aspek kehidupan publik dan politik membawa negara mundur, membahayakan upaya perdamaian atau stabilitas yang berarti di negara ini,” kata pernyataan PBB.

“Jika saya tidak bisa bekerja, siapa yang bisa menghidupi keluarga saya?” kata seorang wanita Afghanistan kepada media Inggris, menambahkan bahwa dia adalah pencari nafkah utama di rumah tangganya.

“Berita ini mengejutkan,” kata wanita lain yang menambahkan bahwa dia telah mematuhi aturan berpakaian ketat Taliban untuk wanita. “Saya bingung apa yang akan terjadi pada hidup saya.”

Larangan Taliban akan diterapkan pada lebih dari 180 LSM lokal dan internasional, beberapa di antaranya digunakan PBB untuk memberikan layanan kemanusiaan ke negara yang sangat membutuhkan layanan tersebut.

Menteri luar negeri dari G7 juga mengutuk Taliban awal pekan ini dengan mendesak Taliban untuk mencabut larangan tersebut dan memperingatkan bahwa “penganiayaan gender dapat menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan”.

“Kebijakan Taliban yang dirancang untuk menghapus perempuan dari kehidupan publik akan berdampak pada bagaimana negara kita terlibat dengan Taliban”, tambah para menteri.