Jumlah Produksi Sampah di Jabar Capai 24.000 Ton per Hari
Berita Baru, Jawa Barat – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Prima Mayaningtyas mengatakan bahwa sampah di Jawa Barat masih menjadi persoalan pelik mengingat tingginya produksi sampah.
Bagaimana tidak, wilayah dengan penduduk 49.935.858 jiwa (data BPS Jabar 2020) itu, jumlah produksi sampah per harinya mencapai 24.000 ton. Pemerintah setempat terus melakukan terobosan guna mengurangi jumlah timbulan sampah.
“Soalnya dalam satu hari ada 24 ribu ton sampah ada di Jabar harus kita selesaikan,” Katanya dalam peringatan ‘Hari Peduli Sampah Nasional’ di Kantor DLH Jabar, Kota Bandung, sebagaimana dikutip dari pikiranrakyat.com, Selasa (8/3).
“Sementara (target) pengurangan yang 30 persen diantaranya 2025 kenyataannya sekarang baru 5 sampai 10 persen harus kita kurangi, terutama dari sumbernya yang banyak berasal dari rumah tangga. Dari TPS Sarimukti saja sampah Bandung Raya mencapai 2000 ton/hari,” sambungnya.
Prima berharap kepedulian masyarakat dalam mengelola sampah terus meningkat dengan menggandeng bank sampah yang jumlahnya di Jabar terus bertambah. “Sudah 1.616 bank sampah di Jabar menyelesaikan juga pemilahan sampah dan digunakan kembali,” tuturnya.
Menurutnya, keberadaan bank sampah bisa menghadirkan siklus ekonomi namun karena warga di level RT belum berkoordinasi secara terpadu, dari 1.616 yang aktif hanya beberapa. Untungnya keberadaan bank sampah kini ditopang adanya sejumlah aplikasi digital pengelolaan sampah.
“Dari 1.616 belum semua aktif yah, ada up and down, ada yang sekarang timbul dan hilang. Kami kolaborasi dengan platform digital, ada Octopus, Greeny, Mysmah itu paling besar dan kita gunakan digital itu,” kata Prima.
Prima berharap keberadaan bank sampah yang kini sudah terhimpun dalam Asosiasi Bank Sampah Indonesia bisa mengelola sampah hingga 30 persen. Saat ini bank sampah baru sanggup mengelola 10-15 persen sampah.
“Kami sediakan bank sampah itu kalau bisa RT ada koordinasi dengan bank sampah setempat kita sudah sebar dan coba koordinasi dan apalagi ada aplikasi. Hanya saja siapa yang koordinasi,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, perlu ada perubahan paradigma pengelolaan sampah yang mengakar dan terpadu dari hulu ke hilir. “Agar dapat memberikan manfaat ekonomi, sumber daya dan lingkungan yang lebih sehat,” katanya.
Dalam sambutan yang dibacakan Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Jabar Taufiq BS, gubernur mengatakan, pertambahan jumlah penduduk, perubahan konsumsi masyarakat hingga pandemi Covid-19 membuat timbulan sampah di Jabar makin bertambah.
“Tahun 2020 jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 49,9 juta jiwa dengan timbulan sampah yang mencapai 24,790 juta ton per hari dengan komposisi sampah sisa makanan, plastik dan kertas karton,” tuturnya.
Sumber utama sampah plastik menurutnya berasal dari kemasan makanan dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja, serta pembungkus barang lainnya.
“Dari total timbulan sampah plastik, yang telah didaur ulang diperkirakan baru 10 persen – 15 persen saja. Sisanya, sebanyak 60 persen – 70 persen ditimbun di TPA, dan 15 persen – 30 persen belum terkelola dan terbuang ke lingkungan,” jelasnya.