Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PBNU
Pengumuman susunan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dipimpin oleh jajaran pengurus, disiarkan langsung dari Gedung Lt. 8 PBNU (YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama)

Pertama Dalam Sejarah, 11 Perempuan Masuk Kepengurusan PBNU 2022-2027



Berita Baru, Nasional – Sebanyak 11 nama tokoh perempuan masuk dalam struktur Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Hal ini sebagaimana tercantum dalam Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor 01/A.II.04/01/2022 tentang Pengesahan Susunan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmah 2022-2027.

Kesebelas tokoh yang bakal mengemban amanah baru itu di jajaran Mustasyar NU adalah Nafisah Sahal Mahfudz, Shinta Nuriyah A. Wahid, dan Machfudhoh Aly Ubaid. Adapun posisi A’wan diduduki oleh Nafisah Ali Maksum, Badriyah Fayumi, Ida Fatimah Zainal, Masriyah Amva, dan Faizah Ali Sibromalisi.

Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa dan Alissa Wahid menjabat sebagai Ketua PBNU, ditemani Ai Rahmayanti selaku Wakil Sekretaris Jendral.

PBNU
Selamat untuk 11 perempuan yang diamanahkan menjadi pengurus Nahdlatul Ulama (Instagram @nuonline_id)

Terkait masuknya 11 figur perempuan tersebut, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyatakan, peran perempuan dibutuhkan oleh NU. “Alhamdulillah hasil Muktamar ke-34 kemarin kita sudah bisa menyusun kepengurusan, yang mana dalam kepengurusan ini, ya karena tugas dan programnya yang begitu besar, tentu berbeda dengan periode-periode sebelumnya, bahkan mungkin di dalam jajaran kepengurusan ini nanti ada beberapa saudari dari ibu-ibu yang memang sedang saat ini kita butuhkan,” ujarnya.

Cermin nusantara dalam PBNU

Sementara itu, KH Yahya Cholil Staquf menyebut momentum masuknya 11 perempuan dalam kepengurusan PBNU adalah pertama kalinya selama 96 tahun berdirinya NU. Ia menambahkan, format kepengurusan ini sekaligus cermin realitas masyarakat dengan seluruh keragamannya.

“Susunan kepengurusan ini mencerminkan realitas multipolar yang ada di dalam lingkungan kita, baik dari segi kedaerahan, dari segi gender, maupun dari segi orientasi politik,” ujarnya. Tak hanya itu, hadirnya pengurus dari berbagai daerah di Indonesia yang mewakili NU menjadikan NU saat ini berwajahkan Nusantara.

Momen pemberdayaan perempuan NU

Ketua PBNU Alissa Wahid menganggap momen ini sebagai terobosan penting dalam perjalanan NU. Di sisi lain, koordinator Jaringan Gusdurian itu mencatat bahwa ruang perempuan sudah sangat besar sejak awal NU tumbuh. Para perempuan, terutama Nyai, telah aktif mengurus para putri di pondok pesantren, bahkan turut berkecimpung dalam kegiatan di ruang publik.

Alissa menggarisbawahi, masuknya 11 perempuan dalam struktur pengurus PBNU adalah sebuah amanah. “Bagi kami ini amanah, bukan hanya untuk diri kami pribadi tetapi karena ini adalah gerbang untuk para perempuan Nahdhatul Ulama memperbesar khidmatnya bagi NU, bagi umat Islam, dan juga bagi bangsa dan negara, dan tentu saja bagi peradaban dunia sebagaimana visi Kyai Miftachul Akhyar dan visi dari H Yahya Cholil Staquf,” tandasnya.

PBNU
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat mengumumkan susunan terkini PBNU, Rabu (12/1) hari ini (YouTube TVNU)

Ketua PBNU Khofifah Indar Parawansa menambahkan agenda-agenda penting yang perlu diwujudkan demi memberdayakan perempuan. Di masa ini, ia melihat pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya perempuan di kalangan NU terutama dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan finansial.

Untuk itu, program penguatan perempuan baik melalui pengukuhan ekonomi, pengembangan pendidikan formal maupun informal, serta kesehatan perempuan termasuk kesehatan reproduksi adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan.

Artinya bahwa untuk seratus tahun Nahdhatul Ulama di 2026, maka peningkatan kualitas SDM di NU terutama perempuan ini menjadi bagian yang serius bagi kita semua, untuk bisa berseiring dengan upaya memajukan bangsa,” ujarnya.

Saksikan Pengumuman Susunan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sepenuhnya melalui tautan di bawah ini.