Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Wapres Dorong Pertanian Hidroponik Modern
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika mengunjungi Batamindo Green Farm, Jl. Kota bukit Indah Raya, Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/09/2022).

Wapres Dorong Pertanian Hidroponik Modern



Berita Baru, Jakarta – Saat ini, krisis pangan menjadi isu global yang terjadi di berbagai negara. Tidak hanya karena gejolak situasi dunia, pemulihan pasca pandemi, hingga ancaman krisis iklim turut berpengaruh terhadap ketahanan pangan nasional. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya berbasis teknologi agar kebutuhan pangan masyarakat dapat terus dipenuhi.

“Ini yang kita ingin kembangkan yaitu ada rekayasa-rekayasa dalam penanaman sehingga menyiasati agar risiko gagal panennya diperkecil,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika mengunjungi Batamindo Green Farm, Jl. Kota bukit Indah Raya, Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/09/2022).

Lebih jauh Wapres menyampaikan, sistem tanam hidroponik modern ini juga nantinya akan dikembangkan di pesantren-pesantren. Tidak hanya untuk memberikan nilai tambah terhadap pesantren tersebut, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sekitar.

“Model ini nanti akan dikembangkan dalam bentuk yang kecil di pesantren, selain pemberdayaan pesantren juga untuk kebutuhan masyarakat sekitarnya,” tuturnya.

Sejalan dengan Wapres, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap, dengan adanya rekayasa teknik penanaman sayur seperti ini dapat memenuhi kebutuhan pangan di Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya.

“Saya melihat ini salah satu solusi mengatasi inflasi karena sayuran gunung bisa ditanam di daerah panas, sehingga kami berharap ketahanan pangan di Jawa Barat dan Indonesia bisa didesain lebih terukur dengan meminimalisir gagal panen,” harapnya.

Sementara, Direktur Batamindo Green Farm Franciscus Welirang menjelaskan bahwa di lahan pertanian ini digunakan metode hidroponik modern, dimana waktu panen dapat lebih terencana sehingga dapat mengurangi risiko gagal panen.

“Ini adalah pertanian berteknologi dan juga dalam menghadapi perubahan iklim kita coba menyiasati iklim dan menyesuaikan dengan hemat penggunaan air, sehingga gagal panennya akan kecil dan bisa terencana,” jelasnya.