Wahid Foundation Luncurkan Program Pendidikan Bernama Sekolah Merdeka Intoleransi (SEMAI)
Berita Baru, Jakarta – Wahid Foundation meluncurkan sebuah program pendidikan bernama Sekolah Merdeka Intoleransi (SEMAI) beserta rekomendasinya yang terhimpun dalam Protokol Pencegahan Intoleransi di Lingkungan Sekolah, pada Jumat (26/3).
Alamsyah M Djafar, Peneliti Senior Wahid Foundation mengatakan, bahwa program dan protokol ini merupakan bagian dari refleksi terkait pengalaman sebelumnya dalam membuat sekolah damai sejak tahun 2017 lalu. Hingga saat ini, Wahid Foundation telah mendampingi sebanyak 20 sekolah damai negeri setingkat SLTA.
Data-data rekomendasi yang ada di dalamnya diperoleh dari informasi dan hasil diskusi bersama 18 oramg dari perwakilan pemerintah, sekolah, organisasi masyarakat sipil, kajian literatur, dan dokumen kebijakan yang relevan.
Utamanya, lanjut Alamsyah, rekomendasi ini ditujukan kepada Kemendikbud di tingkat nasional dan suku dinas atau Dinas Pendidikan di tingkat lokal
“Rekomendasi adanya protokol ini telah melalui proses yang sangat panjang, dengan harapan bisa menekan kasus intoleransi yang terjadi di sekolah,” ujarnya.
Dalam rekomendasi SEMAI tersebut, terdapat 16 muatan, yaitu
- Mengapa sekolah harus merdeka dari intoleransi
- Mengapa protokol pencegahan?
- Tujuan
- Prinsip-prinsip
- Dasar kebijakan
- Istilah-istilah
- Mengenal intoleransi
- Menentukan bobot intoleransi
- Mekanisme pelaporan
- Pelaksanaan protokol
- Implementasi protokol
- Pendanaan
- Monitoring
- Evaluasi
- Pelaporan
- Elemen kunci efektivitas implementasi
Menanggapi rekomendasi yang dikeluarkan Wahid Foundation, Jumeri, Dirjen PAUD DIKDAS dan DIKMEN menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi. Bersama dengan berbagai program pendidikan yang dicanangkan Kemendibud, Jumeri mengungkapkan bahwa semua itu adalah bagian dari ikhtiar untuk melawan dan mengurangi ‘dosa-dosa’ besar dalam pendidikan.
‘Dosa-dosa’ besar dalam dunia pendidikan yang disebutkan Jumeri adalah meliputi Intoleransi, Kekerasan Seksual, dan Perundungan.
“Ini memang adalah PR kita, PR kita sangat bamyak untuk bisa memastikan pendidikan kita bebas dari dosa-dosa tersebut,” ungkap Jumeri Selain itu, Jumeri juga menyampaikan bahwa Kemendikbud akan terus melakukan sosialiasi di sekolah-sekolah agar bisa menjadi budaya yang baik, hingga nanti terciptanya sekolah-sekolah yang toleran.