Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Turki
Pasukan turki sedang berjaga-jaga

Ultimatum AS, Turki Siap Operasi Sendiri di Suriah



Berita Baru, Internasional – Turki berencana meluncurkan operasi militer yang telah lama dijanjikan terhadap pasukan Kurdi di Suriah, sebelah timur Sungai Efrat. Hal itu benar-benar akan diwujudkan jika Amerika Serikat gagal memenuhi persyaratan Ankara untuk zona aman dalam beberapa minggu.

“Jika dalam beberapa minggu militer kita tidak mengontrol timur Sungai Efrat, kita akan melaksanakan rencana operasi kita sendiri. Kita tidak punya banyak waktu dan kesabaran. Jangan ada yang mencoba menyesatkan kita menggunakan IS (Daesh) sebagai alasan ,” bunyi perkataan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada upacara kelulusan universitas militer di Istanbul, Sabtu (31/8).

Awal bulan ini, Turki dan Amerika Serikat telah membuka pusat kendali gabungan untuk zona penyangga prospektif. Namun terjadi perselisihan antar keduanya mengenai spesifikasi struktur pasukan yang akan beroperasi di daerah tersebut.

Dikutip dari Sputnik, milisi utama Kurdi dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) telah memainkan peran penting dalam perang Suriah yang menjadi tulang punggung Pasukan Demokratik Suriah.

Turki mengklaim bahwa kedua organisasi itu adalah bagian dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan memperlakukan mereka sebagai kelompok teroris.

Ankara telah berperang melawan milisi Kurdi di Suriah selama bertahun-tahun, meskipun ada protes Damaskus terhadap kehadiran Turki di Suriah, yang disebutnya ilegal.

Pada tahun 2018, Turk,i dan Amerika Serikat menyetujui rencana untuk menarik semua militan Kurdi dari Manbij dan memungkinkan penduduk setempat untuk membentuk dewan kota baru. Namun, belum ada kemajuan, karena menurut Ankara, Washington telah menunda melakukan peta jalan.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa Ankara tidak akan membiarkan Washington menghalangi pembangunan zona aman di Suriah utara, seperti halnya dengan wilayah Suriah Manbij, di mana AS dilaporkan tidak memenuhi komitmennya kepada Turki.


Sumber : Sputnik