Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sanksi Amerika
AP Photo/Patrick Semansky

AS Akan Kirim Senjata Senilai USD300 Juta ke Ukraina



Berita Baru, Jakarta – Gedung Putih mengumumkan rencana Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan bantuan militer senilai USD300 juta ke Ukraina, termasuk amunisi, roket, dan rudal anti-pesawat. Pengumuman ini tiba ketika Rancangan Undang-Undang (RUU) di Kongres yang bertujuan untuk menyokong Ukraina terhenti di tengah perdebatan partisan.

Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan, menyatakan bahwa bantuan ini bertujuan untuk mencegah Ukraina kalah dalam konflik dengan Rusia. Meskipun demikian, Sullivan mengakui bahwa jumlah bantuan ini tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan medan perang Ukraina. “Amunisi ini akan membuat senjata Ukraina tetap menyala dalam jangka waktu tertentu, namun hanya dalam waktu singkat,” ungkapnya dikutip dari BBC pada Rabu (13/3/2024).

Gedung Putih telah berupaya selama berbulan-bulan untuk mendapatkan persetujuan Kongres terkait anggaran pengiriman bantuan ke Ukraina, Israel, dan Taiwan. Meskipun RUU bantuan senilai USD60 miliar telah disahkan oleh Senat, namun belum melalui pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat.

Ketua DPR Mike Johnson menolak untuk mempertimbangkan RUU Senat dan menyatakan bahwa DPR akan memberikan suara mengenai rancangan undang-undang bantuannya sendiri setelah kongres merampungkan anggaran yang merombak sistem imigrasi AS.

Pada Selasa (12/3/2024), sekelompok anggota parlemen bipartisan di DPR meluncurkan petisi jangka panjang untuk memaksa DPR memberikan suara pada RUU Senat, menggunakan taktik prosedural langka yang belum diterapkan sejak 2015.

Keputusan untuk mengirim bantuan senjata ini juga datang bersamaan dengan kunjungan Presiden Joe Biden kepada Presiden dan Perdana Menteri Polandia di Gedung Putih sebagai bentuk dukungan terhadap Ukraina. Sementara itu, Denmark juga mengumumkan rencana mereka untuk mengirimkan amunisi dan artileri senilai USD336 juta ke Ukraina sebagai tanda solidaritas.

Presiden Ukraina, Volodymr Zelensky, sebelumnya menyampaikan keprihatinannya atas kekurangan pasokan senjata, dan pengumuman bantuan ini diharapkan dapat memberikan dukungan yang signifikan dalam konflik yang tengah berlangsung.