Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Museum Hagia Sophia
Monumen berusia 1.500 tahun ini dihormati oleh orang-orang Kristen dan Muslim [Anadolu]

Tanpa Diskusi dengan UNESCO, Turki Rubah Museum Hagia Sophia menjadi Masjid



Berita Baru, Internasional – Pada hari Jumat (10/7), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan status Hagia Sophia di Istanbul berubah dari museum menjadi tempat beribadah muslim atau masjid, satu jam setelah pengadilan tinggi Turki memutuskan perubahan status museum merupakan tindakan ilegal.

Pernyataan itu tetap dilakukan oleh Presiden Erdogan meskipun ada peringatan dari internasional untuk tidak mengubah status Hagia Sophia yang telah berusia 1.500 tahun.

Sebelumnya, Presiden Erdogan sudah pernah mengusulkan untuk mengganti status situs warisan dunia UNESCO menjadi masjid. Hagia Sophia merupakan titik fokus dari kekaisaran Bizantium Kristen dan Kekaisaran Ottoman Muslim, karena itu dihormati baik kaum muslim maupun kristen.

Selain itu, Hagia Sophia juga menjadi salah satu monumen yang paling banyak dikunjungi di Turki.

Hagia Sophia pada dasarnya merupakan bangunan gereja ortodoks yang dibangun oleh Yunani. Namun setelah Istanbul ditaklukkan oleh Sultan Mehmet Sang Penakluk, Hagia Sophia berubah menjadi gereja. Kemudian, pada tahun 1934, Mustafa Kemal Ataturk sebagai presiden pertama Turki mengubah status Hagia Shopia menjadi museum.

“Disimpulkan bahwa akta penyelesaian mengalokasikannya sebagai masjid dan penggunaannya di luar karakter ini tidak dimungkinkan secara hukum… Keputusan kabinet tahun 1934 yang mengakhiri penggunaannya sebagai masjid dan mendefinisikannya sebagai museum tidak mematuhi hukum,” bunyi keputusan pengadilan administratif Turki, mengutip Aljazeera.

Presiden Erdogan juga mencuit di akun Twitter resminya dengan mengunggah salinan surat keputusan yang dia tanda tangani.

Wartawan Aljazeera Sinem Koseugle melaporkan bahwa keputusan presiden Erdogan itu tidak mengejutkan sama sekali karena Presiden Erdogan ingin melihat kaum muslimin berdoa bersama di Hagia Sophia pada 15 Juli mendatang untuk memperingati upaya kudeta gagal.

Koseoglu mengatakan bahwa dalam empat jam Presiden Erdogan diharapkan berpidato tentang pentingnya Hagia Sophia, dan statusnya diubah menjadi masjid lagi.

“Ada lusinan orang di depan museum Hagia Sophia. Begitu keputusan pengadilan diumumkan … mereka di sini melantunkan, mereka merayakannya sejak itu, dan kami berbicara dengan mereka, mereka sangat tidak sabar untuk dapat untuk salat di dalam Hagia Sophia,” kata Koseoglu.

Atas keputusan itu, pada hari Jumat (10/7), Gereja Ortodoks Rusia mengatakan keputusan itu dapat menyebabkan perpecahan yang lebih besar.

Selain itu, Amerika Serikat, Rusia, dan Yunani, bersama dengan UNESCO, telah menyatakan keprihatinan mereka sebelum keputusan itu.

UNESCO mengatakan Komite Warisan Dunia akan meninjau kembali status Hagia Sophia. Terlebih UNESCO menyesali keputusan Turki karena tidak ada dialog atau diskusi, bahkan pemberitahuan sebelumnya.

“UNESCO menyerukan kepada pihak berwenang Turki untuk membuka dialog tanpa penundaan untuk menghindari langkah mundur dari nilai universal dari warisan luar biasa ini yang pelestariannya akan ditinjau oleh Komite Warisan Dunia dalam sesi berikutnya,” kata UNESCO dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Aljazeera.