Tak Mutlak Calonkan Airlangga, Golkar Pertimbangkan RK-Gibran
Berita Baru, Jakarta – Ketua Bappilu Partai Golkar Nusron Wahid menyampaikan Golkar tidak mutlak untuk mencalonkan Ketua Umum Airlangga Hartarto pada Pilpres 2024.
Menurut Nusron , Golkar mempertimbangkan peluang figur lain, seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
“Perkembangan mutakhir dan dinamika politik terus kami cermati sehingga kami berkesimpulan bahwa tidak mutlak bagi Partai Golkar untuk terus mendorong Pak Airlangga sebagai capres atau cawapres,” kata Nusron dalam keterangan tertulis, Kamis (27/7).
Nusron menjelaskan hasil Munas Golkar memberikan mandat Airlangga untuk menentukan orang yang akan dicalonkan sebagai capres/wapres.
“Jadi tidak mutlak harus Pak Airlangga, tapi siapapun kader bangsa terbaik dapat diusung menjadi capres atau wapres dalam pemilu nanti,” paparnya.
Nusron menyebut Golkar sebagai partai modern turut mengedepankan prinsip kekaryaan dan prestasi dalam mengusung kepemimpinan nasional.
“Bukan berarti menegasikan keputusan munas, tetapi lebih pada bagaimana melihat kepentingan bangsa dan juga Golkar ke depannya. Bahwa yang diperjuangkan secara prioritas memang Pak Airlangga sebagai ketum, tetapi itu tidak mutlak,” imbuhnya.
Soal pertimbangan terhadap sosok Ridwan Kamil, Nusron menjelaskan sosok tersebut tak hanya merupakan kader Golkar, namun juga memiliki prestasi dan rekam jejak yang layak masuk dalam kompetisi kepemimpinan nasional.
“Nama Kang Emil selalu masuk dalam radar survei kepemimpinan karena kinerjanya dan sekian legacy di Jawa Barat memang membanggakan. Dan beliau juga representasi kader Golkar,” bebernya.
Sementara Gibran, Nusron menilai sosok ini sudah mempunyai prestasi dalam melanjutkan penataan Kota Solo menjadi lebih rapi dan tumbuh ekonominya.
“Di tangan Mas Gibran, Solo tumbuh menjadi kota dagang, jasa dan industri yang luar biasa. Banyak event berdatangan di Kota Solo. Sehingga ekonomi tumbuh secara meyakinkan,” kata Nusron.
Meski demikian, Nusron optimistis Ridwan Kamil dan Gibran merupakan pasangan ideal yang lebih maju dan kreatif bagi bagi kepemimpinan Indonesia mendatang. Menurutnya, jika dipasangkan dengan siapapun, keduanya mempunyai keunggulan tersendiri.
“Kang Emil maupun Mas Gibran akan menjadi magnet tersendiri dalam pemilu nanti,” ungkap Nusron.
Terkait dengan pertimbangan pencalonan Gibran, Nusron mengatakan hal ini sangat bergantung dengan judicial review di MK.
Seperti diketahui, UU Pemilu yang saat ini dalam proses judicial review di MK, dalam permohonannya, tertuang penurunan syarat usia capres atau cawapres dari 40 menjadi 35 tahun.
Adapun Gibran yang lahir pada 1 Oktober 1987 akan berusia 35 tahun saat kontestasi Pilpres 2024 dimulai.
“Jika judicial review itu dikabulkan, maka tidak ada halangan lagi bagi putra terbaik bangsa yang sudah jelas prestasinya seperti Mas Gibran untuk bisa dicalonkan dalam kompetisi kepemimpinan nasional,” pungkas Nusron.