Solidaritas dan Dukungan untuk Samuel Paty, Partai Nye Borgerlige Denmark akan Terbitkan Ulang Kartun Nabi Muhammad
Berita Baru, Internasional – Sementara penggunaan kartun nabi Muhammad oleh seorang guru sekolah Prancis, Samuel Paty, dalam sebuah pelajaran tengah menjadi bulan-bulanan dan kontroversi di kalangan umat Muslim dunia, Partai Nye Borgerlige (Kanan Baru) Denmark, malah mengampanyekan penggalangan dana untuk menerbitkan ulang kartun dari majalah mingguan satir Prancis, Charlie Hebdo, yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Partai yang memegang empat dari 179 kursi di parlemen itu mengaitkan kampanye penggalangan dana dengan serangan di Prancis baru-baru ini.
“Pembunuhan Samuel Paty memicu kampanye, kami ingin menunjukkan dukungan kami untuk keluarganya dan kebebasan berbicara,” kata pemimpin Nye Borgerlige Pernille Vermund.
Menurut Nye Borgerlige, seperti dilansir dari Sputnik News, hal tersebut merupakan bentuk solidaritas dan dukungan terhadap Samuel Paty, guru bahasa Prancis yang dipenggal oleh seorang Muslim berusia 18 tahun pada 16 Oktober karena menunjukkan nabi kepada murid di kelas tentang pentingnya kebebasan berbicara.
Nye Borgerlige, yang menjunjung kebebasan berekspresi, berupaya mengumpulkan uang untuk menerbitkan iklan dengan gambar Charlie Hebdo di outlet media negara, tanpa menjelaskan tujuan dari iklan tersebut.
Vermund mengatakan, bahwa itu adalah “kewajibannya” untuk memastikan bahwa masyarakat Denmark “menuju kebebasan berbicara yang lebih luas, bukan mengekang”, meski ia sendiri tak yakin bahwa gagasan untuk mencetak ulang kartun Charlie Hebdo akan benar terjadi.
Kekhawatiran Vermund bukan tanpa dasar, karena perwakilan dari salah satu tabloid negara itu, Ekstra Bladet, menyatakan dalam wawancara AFP mengenai ketidakpastian apakah mereka akan mencetak iklan atau tidak.
Editor outlet tersebut, Poul Madsen, mengatakan bahwa Ekstra Bladet mengutuk terorisme dan mendukung Prancis dan kebebasan berbicara dan membuat keputusan untuk mencetak iklan Nye Borgerlige yang berisi kartun Nabi Muhammad.
Inisiatif dari partai Kanan Baru Denmark itu terjadi sehari setelah serangan tragis di Nice, Prancis, di mana seorang migran Tunisia berusia 21 tahun, Brahim Aoussaoui, membunuh dua jemaah dan seorang sakristan di basilika Notre-Dame de Nice, praktis memenggal salah satu korbannya.
Menurut laporan, Aoussaoui meneriakkan “Allahu Akbar” saat polisi datang. Penyerang kemudian ditembak oleh petugas selama penangkapan dan saat ini berada di rumah sakit. Kemudian pada hari yang sama, setidaknya dua orang lagi yang bersenjatakan pisau ditangkap di Prancis karena dicurigai merencanakan serangan yang lebih luas.
Serentetan pembunuhan dengan pisau terjadi dua minggu setelah seorang Muslim berusia 18 tahun, Abdullah Anzorov, memenggal kepala guru sekolah Samuel Paty usai menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas, yang membahas mengenai pentingnya kebebasan berbicara. Insiden tragis tersebut dikecam oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, ia menganggap serangan terhadap Prancis terjadi karena negara itu memegang nilai-nilai kebebasannya. Macron juga berjanji untuk “tidak menyerah pada teror apa pun”.
Lilin-lilin solidaritas dinyalakan di tugu kota dan orang-orang berkumpul untuk memberi penghormatan kepada Samuel Paty, guru bahasa Prancis yang dipenggal kepalanya di jalan-jalan pinggiran kota Paris di Conflans-Sainte-Honorine, sebagai bagian dari penghormatan nasional, di Nice, Prancis, Oktober 21, 2020.