Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Soal Demo 11 April, Adian Napitupulu: Ada Yang Lempar Batu Sembunyi Tangan
Adian Napitupulu (Foto: Istimewa)

Soal Demo 11 April, Adian Napitupulu: Ada Yang Lempar Batu Sembunyi Tangan



Berita Baru, Jakarta – Sekretaris Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) Adian Napitupulu buka suara terkait rencana aksi nasional yang akan dilakukan oleh aliansi BEM Seluruh Indonesia yang akan dilakukan pada 11 April 2022 mendatang.

Adian mempertanyakan mengapa haru mendemo Jokowi perihal isu perpanjangan jabatan presiden, padahal menurutnya isu itu bukan Jokowi yang melempar tetapi ada tiga menteri, ketua partai, dan juga lembaga survei.

“Untuk merealisasikan perpanjangan atau pun merubah dari 2 Periode menjadi 3 Periode kewenangannya ada di Senayan bukan di Istana tapi kenapa yang di Demo justru Istana bukan Senayan?” ujar politisi PDIP tersebut dalam rilisnya, Jumat (8/4/2022).

Adian mengatakan wacana perpanjangan maupun tiga periode tersebut membuat banyak orang menjadi gelisah lalu sibuk menganalisa perasaan dan keinginan Jokowi, karena menganalisa rasa tidak punya alat ukur maka sebagian mahasiswa konon berencana demo besar besaran ke Istana tanggal 11 April nanti.

“Nah kalau situasi sudah seperti ini kemana para menteri dan ketua partai yang melemparkan wacana itu? Kenapa semua tiba tiba menjadi diam dan seolah membiarkan semua dampak dari ide dan wacana yang mereka lemparkan di tanggung akibatnya sendirian oleh Jokowi. Tidak ada satupun dari pemilik wacana yang berteriak lantang pasang badan berkata: “Demo kami, jangan Jokowi…. demo ke tempat saya, jangan ke Istana !!!”” kata Adian.

Di pemerintah, lanjut Adian ada yang lempar wacana lalu sembunyi, di rencana demo juga ada yang lempar poster lalu sembunyi, ternyata pepatah lempar batu sembunyi tangan tidak cuma terjadi di lingkaran kekuasaan tapi juga dalam aksi di jalanan.

“Mau di manapun itu, istana maupun jalanan, sepertinya para “pelempar batu sembunyi tangan” itu mungkin selalu ada walau dilakukan orang yang berbeda namun berangkat dari motif yang sama yaitu, duduk di lingkaran kekuasaan. Ada yang ingin kekuasaan melalui perpanjangan masa jabatan ada juga yang melalui penggulingan kekuasaan,” jelas Adian.