RUU Ekstradisi Ditarik, Saham di Hong Kong Naik
Berita Baru, Internasional – Saham-saham di Hong Kong melonjak hampir 4% pada Rabu sore (4/9) menyusul laporan RUU ekstradisi yang akan ditarik.
Dilansir dari CNBC, Rabu (4/9) Pemimpin Hong Kong Carrie Lam dilaporkan akan mengumumkan penarikan RUU ekstradisi yang telah memicu protes selama berbulan-bulan dan meredam sentimen investor. Penarikan RUU ekstradisi adalah satu dari lima tuntutan yang diperjuangkan pemrotes.
Menurut South China Morning Post dan laporan media lokal lainnya, Lam akan membuat pengumuman pada hari Rabu (4/9). CNBC mengonfirmasi bahwa Lam akan menyerukan pertemuan darurat dengan pendukung pro-Beijing pada hari Rabu, tetapi agenda belum dikonfirmasi.
Saham China juga mengalami kenaikan pada hari itu, dengan komposit Shanghai naik 0,93% menjadi sekitar 2.957,41. Sementara komponen Shenzhen menambahkan 0,69% menjadi 9.700,32. Komposit Shenzhen juga naik 0,667% menjadi sekitar 1,636.40.
Indeks Manajer Pembelian Layanan Caixin / Markit datang di 52,1 pada Agustus, dan merupakan indeks tertinggi sejak Mei. Di Jepang, Nikkei 225 naik 0,12% sementara indeks Topix turun 0,26% . Kospi di Korea Selatan ditutup 1,16% .
S & P / ASX 200 di Australia ditutup 0,31% lebih rendah pada 6.553,00. Data yang dirilis Rabu menunjukkan ekonomi Australia naik seperti yang diharapkan selama kuartal kedua. Produk domestik bruto naik 0,5% kuartal ke kuartal atas dasar penyesuaian musiman, dan tumbuh 1,4% tahun-ke-tahun. Kedua tokoh tersebut sejalan dengan harapan dari jajak pendapat Reuters masing-masing.
Di Amerika Serikat, saham-saham di Wall Street jatuh pada hari pertama di bulan September. Dow Jones Industrial Average ditutup 285,26 poin lebih rendah pada 26.118,02 sementara S&P 500 turun 0,7% untuk mengakhiri hari di 2.906,27. Nasdaq Composite menarik kembali 1,1% menjadi 7.874,16.
Pergerakan ke bawah datang Institute for Supply Management mengatakan aktivitas manufaktur AS dikontrak bulan lalu untuk pertama kalinya sejak awal 2016, memicu kekhawatiran potensi resesi di Amerika Serikat.
Sumber : CNBC