Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Rusia dan Eropa
(Foto : Jejaktapak)

Rusia dan Eropa Kompak Tuduh AS Melanggar Hukum



Berita Baru, Internasional – Pada 17 Desember lalu, Senat AS telah mengesahkan undang-undang pertahanan senilai $738 miliar untuk tahun fiskal 2020–yang mencakup sanksi terhadap Nord Stream 2, TurkStream, dan melarang kerja sama militer dengan Rusia.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengecam sanksi AS tersebut dan menyebutnya sebagai contoh sempurna dari persaingan yang tidak sehat. Ia juga  mengatakan bahwa Washington memberlakukan harga gas yang lebih mahal di Eropa.

Tidak selesai disitu, ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Rusia dan Eropa tidak menyukai sanksi AS soal Nord Stream 2, karena tindakan ini melanggar hukum internasional.

“Kami menganggap bahwa proyek ini akan selesai,” kata Peskov kepada wartawan, ketika ditanya apakah pembangunan pipa dapat dihentikan karena sanksi.

Pernyataan itu muncul setelah Senat AS memilih 86-8 untuk mendukung Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) 2020–yang sekarang akan diteruskan ke meja Presiden AS Donald Trump untuk ditandatangani menjadi undang-undang.

RUU itu mencakup sanksi terhadap Nord Stream 2, Turki, dan Suriah bersama dengan berbagai tindakan lainnya.

Operator proyek pipa gas Nord Stream 2, Nord Stream 2 AG, sebelumnya mengumumkan rencananya untuk menyelesaikan pipa dalam beberapa bulan, dan tidak ada niat untuk melenceng dari tanggal penyelesaian.

Beberapa pejabat AS mengatakan kepada Bloomberg bahwa sanksi yang disahkan oleh Kongres merupakan bagian dari rancangan undang-undang pertahanan yang terlambat untuk diterapkan. Sebagai alternatif, AS mencoba untuk menjatuhkan sanksi pada proyek-proyek energi Rusia lainnya, laporan dari Bloomberg yang mengutip salah satu pejabat.

Nord Stream 2 adalah perusahaan patungan antara Gazprom dan lima perusahaan Eropa: ENGIE Perancis, Austria OMV, konglomerat Inggris-Belanda Royal Dutch Shell, dan Uniper and Wintershall Jerman.

Pipa kembar sepanjang 745 mil akan mengangkut gas hingga 55 miliar meter kubik (1,942 triliun kaki kubik) per tahun dari Rusia ke Jerman, melewati perairan teritorial atau zona ekonomi eksklusif Denmark, Finlandia, Jerman, Rusia, dan Swedia.

Amerika Serikat selalu berusaha ingin merusak proyek dengan mengancam memberi sanksi pada semua orang yang terlibat sambil mempromosikan gas alam cairnya di pasar Eropa. Namun demikian, Ukraina juga secara aktif menentang undang-undang Nord Stream 2, karena khawatir akan kehilangan pendapatan dari transit gas Rusia.

Sumber : SputnikNews