Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Abdulaziz Menteri Energi
(Foto :Ashar al awsat)

Pangeran Abdulaziz Gantikan Khalid al Falih Sebagai Menteri Energi



Berita Baru, Internasional – Arab Saudi menunjuk Pangeran Abdulaziz bin Salman, putra raja, sebagai menteri energi menggantikan Khalid al-Falih. Laporan dari kantor berita negara SPA, Minggu (8/9) mengutip dari dekrit kerajaan.

Penunjukan tersebut merupakan pertama kalinya dari anggota keluarga penguasa Al Saud dalam memegang jabatan menteri energi pengekspor minyak terbesar dunia.

Walaupun sebelumnya, Pangeran Abdulaziz merupakat mantan anggota delegasi pengekspor minyak mentah No.1  di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Sebagai veteran pembuat kebijakan OPEC, Pangeran Abdulaziz diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan minyak kerajaan, karena saat ini ia membantu menegosiasikan perjanjian antara OPEC dan negara-negara non-OPEC untuk memotong pasokan minyak mentah global guna mendukung harga dan menyeimbangkan pasar, kata para analis .

Pada 2017, ia diangkat menjadi Menteri Negara Urusan Energi, dan telah bekerja sama dengan menteri perminyakan sebelumnya, Ali al-Naimi, sebagai wakilnya selama bertahun-tahun.

Arab Saudi telah memiliki lima menteri minyak sejak 1960, dan tidak satu pun dari mereka yang menjadi bangsawan. Bulan lalu, Arab Saudi membuat kementerian industri dan sumber daya mineral, memisahkannya dari kementerian energi kolosal kerajaan.

Sebelum keputusan pemisahan, Falih telah mengawasi lebih dari setengah ekonomi Saudi melalui super-kementerian–yang dibentuk pada 2016 untuk membantu merampingkan reformasi baru.

Pekan lalu, Falih dihapus dari jabatannya sebagai ketua minyak negara Aramco. Ia digantikan oleh Yasser al-Rumayyan,  kepala dana kekayaan berdaulat PIF.

Arab Saudi telah memompa kurang dari 10 juta barel per hari pada tahun ini  di bawah target produksi OPEC. Falih telah membantu menengahi kesepakatan dengan produsen non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia. Ia juga muncul sebagai wajah utama OPEC dan diplomat minyak kerajaan selama tiga tahun terakhir.

Sumber : CNBC