Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Meksiko Menolak Kesepakatan OPEC+
(Foto: Schmucki)

Meksiko Menolak Kesepakatan OPEC+, Analis: Jika Harga Minyak Naik, Mereka Menghasilkan Lebih Banyak Uang



Berita Baru, Internasional – Pada Kamis (9/4) lalu, hampir dua lusin negara-negara yang tergabung dalam OPEC+ merundingkan kesepakatan untuk memangkas produksi minyak mentah sekitar 10 juta barel per hari (bph) selama dua bulan ke depan. Semua negara-negara sudah bersepakat, kecuali Meksiko. Dengan Meksiko yang menolak kesepakatan OPEC+, maka ada kemungkinan perjanjian itu bisa batal. Dan ini mendorong Presiden Trump untuk campur tangan.

Beberapa ahli energi percaya, penolakan yang dilakukan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador dalam perjanjian OPERC+ untuk memangkas produksi minyak negaranya hingga lebih dari 100.000 bph dapat dijelaskan dengan cara perhitungan minyak negara itu.

“Masalahnya dengan Meksiko adalah, mereka merupakan satu-satunya negara kunci yang melakukan banyak hedging (lingdung nilai) terhadap produksinya dengan banyak opsi saham (put option),” ujar Jeremy McCrea, direktur riset ekuitas di Raymond James Canada.

Dalam mengomentari resistensi Meksiko terhadap OPEC+, yang mengharuskan Meksiko mencukur sekitar 400.000 bph, McCrea juga mengatakan “Itu adalah seluruh motivasi mereka. Karena, jika minyak naik menjadi lima dolar, mereka menghasilkan lebih banyak uang daripada pengurangan produksi yang mereka ambil.”

Presiden Trump kemudian mengajukan diri dengan menawarkan bahwa AS bersedia melakukan tambahan pengurangan produksi 250.000 atas nama Meksiko. Presiden Obrador menyebut tawaran dari Presiden Trump tersebut sebagai tawawar yang “dermawan.”

Namun menurut McCrea, tawaran dari Presiden Trump itu juga tidak boleh dianggap sebagai nilai nominal. Hal itu dikarenakan Amerika Serikat dapat dengan diam-diam menyembunyikan pengurangan dalam output ini dalam cadangannya. Hal yang sama dapat dikatakan tentang “pemotongan” banyak produsen.

“[Pengurangan produksi minyak] didasarkan pada level produksi Oktober [2019], yang berada sedikit lebih tinggi daripada level saat ini. Jadi ketika Anda benar-benar memecahnya, maka angka pemotongan itu sebenarnya sekitar 8,5 juta barel per hari, dan itu termasuk Meksiko. Tetapi jika semua perusahaan ini hanya menempatkan produksi minyaknya ke penyimpanan mereka. Dan di situlah Meksiko atau pemotongan tambahan AS pergi. Seperti halnya AS mengatakan ‘Ok, kita akan mengambil beberapa ratus ribu barel dan memasukkannya ke dalam [Strategic Petroleum Reserve],” McCrea menjelaskan.

Meksiko Menolak Kesepakatan OPEC+, Analis: Jika Harga Minyak Naik, Mereka Menghasilkan Lebih Banyak Uang
Tangki penyimpanan minyak mentah terlihat dari atas di pusat minyak Cushing, Oklahoma, 24 Maret 2016

McCrea percaya bahwa pemotongan yang diusulkan di dalam OPEC+ utamanya didasarkan pada penciptaan “headline numbers” untuk pasar yang mencoba menghentikan harga minyak untuk turun lebih jauh. “Tetapi dalam kenyataannya, saya pikir pasar dapat melihat semua hal yang berbeda ini,” imbuhnya.

Jumlahnya Masih Belum Bertambah

Amena Bakr, wakil kepala biro Dubai di Energy Intelligence, mengatakan bahwa bahkan dengan tawaran Trump untuk memangkas 250.000 barel per hari dalam output atas nama Meksiko, jumlahnya masih belum bertambah.

“Saya telah berbicara dengan orang-orang di AS tentang ini: para pakar industri, perusahaan, dan sebagainya, dan orang-orang yang akrab dengan pemotongan produksi AS. Dan apa yang mereka katakan kepada saya adalah bahwa potongan 250.000 atas nama Meksiko bukanlah sesuatu yang realistis atau layak,” ujar Bakr.

Meksiko Menolak Kesepakatan OPEC+, Analis: Jika Harga Minyak Naik, Mereka Menghasilkan Lebih Banyak Uang
Veracruz, Meksiko: La Muralla IV, rig pengeboran semi-submersible untuk operasi laut sangat dalam, dimiliki oleh Mexican Grupo dan dioperasikan oleh Pemex, perusahaan minyak Meksiko milik negara.

Bakr percaya bahwa Presiden Trump membuat tawaran untuk membantu Meksiko dengan pemotongan karena pemerintahannya berada di bawah banyak tekanan dari produsen serpih AS, yang telah sangat terpukul oleh penurunan harga minyak baru-baru ini karena biaya produksi yang lebih tinggi.

Pada 1 April, Whiting Petroleum Corp yang bermarkas di Colorado menjadi produsen minyak serpih besar pertama yang mengajukan kebangkrutan di tengah terlalu banyaknya stok minyak. Sementara yang lain, termasuk Denbury Resources Inc, dilaporkan telah berkomunikasi dengan penasihat utang.

Pada hari Jumat (10/4), Reuters melaporkan bahwa bank-bank besar AS sedang membangun struktur independen untuk menjadi operator ladang minyak dan gas di seluruh Amerika Serikat di tengah kekhawatiran bahwa lebih banyak produsen akan naik.

“Saya ingin mengingatkan Anda bahwa produsen serpih di AS tinggal di negara bagian yang merupakan negara Republik. Negara-negara Republik ini mendukung Presiden Trump. Dan ketika pemilihan tiba, dia membutuhkan negara-negara ini untuk mendukungnya,” tegas Bakr.

Secara keseluruhan, Bakr menyarankan bahwa perjanjian tentatif OPEC+ adalah “langkah pertama ke arah yang benar,” semacam “bantuan parsial untuk pasar,” bahkan memperhitungkan fakta bahwa beberapa produsen tidak perlu mematuhi pemotongan.

“Saya pikir ini akan membutuhkan waktu lama agar pasar minyak bisa stabil. Dan ini alasan mengapa kami melihat kesepakatan terstruktur dengan cara ini,” ujarnya.

Ia juga menunjuk rencana multi-level termasuk 10 juta bph dalam pemotongan selama dua bulan ke depan, diikuti oleh 8 juta bph dalam pemotongan mulai bulan Juli dan sampai ke 2022.

Bakr kemudian menyimpulkan, “Jadi mereka memiliki rencana jangka panjang tentang manajemen pasar di depan ini. Satu, ini meyakinkan pasar, dan dua, ini diperlukan untuk pasar yang sangat rusak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Anda membutuhkan langkah-langkah luar biasa semacam ini di tempat untuk mencoba menciptakan keseimbangan.”


SumberSputnik News