Riset Terbaru: Virus Corona Terdeteksi Pada Partikel Polusi Udara
Berita Baru, Internasional – Seiring dengan terus berkembangnya penelitian terhadap virus Corona, kini para ilmuwan menyebut bahwa Coronavirus telah terdeteksi pada partikel-partikel polusi udara. Mereka sedang menyelidiki apakah virus yang berada di partikel polusi memungkinkan bertahan di udara dalam waktu dan jarak tertentu sehingga meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi.
Penelitian ini masih berada di tahap awal, sehingga belum diketahui apakah virus tetap hidup pada partikel polusi dan dapat menularkan penyakit, seperti dilansir dari laporan The Guardian, Sabtu (25/4).
Para ilmuwan dari Italia melakukan tes menggunakan teknik standar untuk mengumpulkan sampel polusi udara luar di satu kota dan satu lokasi industri di provinsi Bergamo, kemudian mengidentifikasi gen yang sangat spesifik untuk Covid-19 dalam banyak sampel.
Leonardo Setti dari Universitas Bologna di Italia,yang memimpin penelitian ini, mengatakan pentingnya menyelidiki apakah virus dapat dibawa secara lebih luas oleh polusi udara.
“Saya seorang ilmuwan dan saya khawatir ketika saya tidak tahu,” katanya. “Jika kita tahu, kita dapat menemukan solusinya. Tetapi jika kita tidak tahu, kita hanya akan menderita konsekuensinya. “
Dua kelompok peneliti lain menyatakan bahwa partikel polusi udara dapat membantu virus corona bertahan lebih lama di udara.
Analisis statistik oleh tim Setti menunjukkan tingkat polusi partikel yang lebih tinggi menyebabkan tingkat infeksi yang tinggi. Kesimpulan ini berdasar pada sampel polusi di bagian Italia utara – wilayah paling tercemar di eropa – sebelum penguncian (lockdown) diberlakukan, sebuah ide yang didukung oleh analisis pendahulu lainnya. Wilayah ini adalah salah satu yang paling tercemar di Eropa.
Meski hasil penelitian tim Setti belum disetujui oleh ilmuwan independen, tetapi para ahli sepakat menyebut bahwa proposal mereka masuk akal dan membutuhkan investigasi.
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa partikel polusi udara memang mengandung mikroba dan bahwa polusi kemungkinan membawa virus yang menyebabkan flu burung, campak dan penyakit kaki dan mulut pada jarak yang cukup jauh.
Lalu bagaimana peran potensial partikel polusi udara dalam menularkan virus corona? Tetesan besar dari batuk dan bersin orang yang terinfeksi dapat jatuh ke tanah dalam jarak satu atau dua meter. Tetapi tetesan yang jauh lebih kecil, berdiameter kurang dari 5 mikron, dapat tetap di udara selama beberapa menit hingga berjam-jam dan bergerak lebih jauh.
Para ahli tidak yakin apakah tetesan kecil di udara ini dapat menyebabkan infeksi coronavirus, meskipun mereka tahu bahwa Sars coronavirus 2003 menyebar di udara dan bahwa virus baru dapat tetap bertahan selama berjam-jam di tetesan kecil.
Tetapi para peneliti mengatakan adanya potensi penularan melalui udara, dan peran virus bergantung pada partikel polusi.