Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Hundreds of Palestinians joined a demonstration in central Gaza City on Friday to protest Israeli raids at Al-Aqsa Mosque. Foto: Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera.
Hundreds of Palestinians joined a demonstration in central Gaza City on Friday to protest Israeli raids at Al-Aqsa Mosque. Foto: Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera.

Tak Terima Masjid Al-Aqsha Diserbu Israel, Ratusan Warga Palestina Gelar Aksi Perlawanan



Berita Baru, Gaza – Ratusan warga Palestina gelar aksi perlawanan di Kota Gaza untuk memprotes penyerbuan yang dilakukan polisi Israel di Masjid Al-Aqsha pada hari Jumat (15/4).

Para peserta aksi juga ingin menunjukkan dukungan mereka bagi orang-orang yang tinggal di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Mereka meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan dukungan Arab dan internasional untuk jamaah Masjid Al-Aqsa.

Awal pekan ini, faksi-faksi Palestina di Gaza bertemu dengan pejabat senior Hamas Yahya Sinwar untuk membahas percepatan perkembangan di Tepi Barat yang diduduki.

Faksi-faksi tersebut berkomitmen dalam “posisi bersatu” untuk menghadapi serangan mematikan Israel.

Penyerbuan polisi Israel di Masjid Al Aqsha terjadi pada Jumat pagi, di salah satu situs suci, dan di bulan yang suci Ramadan.

Bentrokan terjadi, dengan polisi Israel menggunakan kekerasan untuk mengkosongkan masjid. Lebih dari 150 warga Palestina dalam bentrokan di tempat suci tersebut.

Dalam pidatonya saat demonstrasi di Gaza, Khaled al-Batsh, seorang anggota senior gerakan Jihad Islam, mengecam serangan Israel terhadap jamaah di Masjid Al-Aqsa pada Jumat pagi.

“Hari ini kami berkumpul di Gaza untuk menunjukkan dukungan kami kepada orang-orang di Yerusalem dan Tepi Barat. Kami mendukung perlawanan rakyat kami dan memberi hormat kepada jiwa para martir kami,” katanya.

Al-Batsh menekankan faksi Palestina “tidak akan tinggal diam” jika pelanggaran Israel berlanjut di kompleks Masjid Al-Aqsa.

“Kami tidak akan mentolerir provokasi Israel di Masjid Al-Aqsa dan kami tidak akan menerima kelanjutannya,” katanya.

Al-Batsh mengatakan kelompok-kelompok bersenjata Palestina menganggap “musuh Israel” bertanggung jawab atas “dampak dari serangan-serangan ini”. Israel “akan membayar harga untuk kejahatan ini”, tambahnya.

“Perlawanan telah mengambil tanggung jawab untuk melindungi rakyat kita dan kesuciannya, dan tidak akan tinggal diam dalam menghadapi provokasi ini,” katanya.

Ayman al-Athamneh (36 tahun) dari Beit Hanoun, mengatakan dia bergabung dengan protes di Gaza utara untuk menunjukkan penolakan kerasnya terhadap apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki.

“Kami meyakinkan semua orang kami di Tepi Barat bahwa massa Gaza sepenuh hati dengan Anda dan dengan perlawanan. Kami di Gaza siap untuk pengorbanan apa pun demi Masjid Al-Aqsha, ”katanya.

Tidak hanya itu, seorang peserta aksi, Ashraf Awad (43 tahun) mengungkapkan kemarahannya atas apa yang terjadi pada Jumat pagi di Masjid Al-Aqsa.

“Di mana negara-negara Arab dan Islam tentang apa yang terjadi? Setiap hari ada martir, orang terbunuh, terluka dan ada penggerebekan dan provokasi,” katanya kepada Al Jazeera.

“Apa yang kita lihat hari ini sangat provokatif dan menyakitkan. Pemukulan terhadap wanita, anak perempuan dan jamaah tidak dapat ditoleransi. Kami menuntut perlawanan untuk merespon. Israel tidak tahu apa-apa selain bahasa darah,” imbuhnya.

Kemudian, Umm Raed Hajj Salem (57 tahun) mengatakan dia merasa seperti ada “api yang berkobar di dadanya karena marah” setelah serangan Israel.

“Saya berharap penyeberangan terbuka dan kita bisa pergi dari Gaza ke Masjid Al-Aqsha untuk mempertahankannya,” katanya dengan marah.

“Al-Aqsa adalah “garis merah” dan setiap pelanggaran dan agresi terhadapnya adalah serangan terhadap semua Muslim secara keseluruhan. Kami mengorbankan jiwa kami, darah kami, dan anak-anak kami untuk Masjid Al-Aqsha. Kami berharap Tuhan akan menguatkan kami dan segera membebaskannya.”

Situs suci, suci bagi umat Islam dan Yahudi, telah berulang kali menyebabkan konfrontasi antara Palestina dan Israel. Kekerasan tahun lalu di sana memicu perang 11 hari Israel di Gaza.