Industri Otomotif Melemah, Hanif Dhakiri Minta Pemerintah Bertindak Cepat
Industri otomotif hadapi tekanan berat, transisi EV tanpa ekosistem justru timbulkan kekosongan ekonomi
Beritabaru.co – Penurunan penjualan mobil selama dua kuartal berturut-turut menjadi sorotan tajam bagi industri otomotif nasional. Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, M. Hanif Dhakiri, menyebut fenomena ini bukan sekadar gejolak pasar biasa, melainkan refleksi nyata melemahnya industri otomotif di tengah transisi energi dan ketidakpastian ekonomi global.
“Ini bukan sekadar fluktuasi pasar, tapi kombinasi dari daya beli yang melemah, ketidakpastian global, dan transisi kendaraan listrik yang belum ditopang ekosistem yang matang,” ujar Hanif dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (23/4).
Industri otomotif ditekan dari dua arah: daya beli dan ekosistem EV
Data dari Gaikindo mengonfirmasi kekhawatiran ini. Penjualan mobil secara wholesales tercatat turun 4,7% pada kuartal I/2025, sementara penjualan ritel anjlok lebih dalam, yakni 8,9%. Hanif menyebut tekanan terhadap industri otomotif saat ini mencerminkan kegamangan kelas menengah dan kebingungan pasar terhadap arah kebijakan pemerintah.
Kecenderungan masyarakat menunda pembelian mobil konvensional akibat ekspektasi harga EV yang lebih murah ternyata belum ditopang kesiapan infrastruktur: dari stasiun pengisian daya hingga ketersediaan komponen lokal. “Transisi memang perlu, tapi jangan menciptakan kekosongan ekonomi,” tegas Hanif.
Insentif harus transformatif untuk menjaga industri otomotif tetap hidup
Menurut Hanif, insentif pemerintah harus bersifat transformatif: mendorong tumbuhnya kendaraan listrik sambil tetap menjaga daya saing industri otomotif konvensional. Ia juga menyoroti pentingnya dukungan pada industrialisasi komponen lokal, penguatan ekspor, dan pelatihan tenaga kerja agar mampu beradaptasi dengan teknologi hijau.
“Negara harus hadir sebagai penuntun transisi, bukan sekadar penyedia insentif sesaat. Ini soal menjaga denyut manufaktur nasional sambil membangun masa depan otomotif Indonesia yang mandiri dan berkelanjutan,” pungkasnya.