Review Prison Playbook: Memaknai Privilege dan Moralitas dalam Kehidupan Penjara
Berita Baru, Entertainment – Prison Playbook merupakan drama serial keempat yang digarap sutradara Shin Won-Ho setelah sukses dengan trilogi Reply. Bekerja sama dengan penulis Jung Bo-Hoon, mereka menggarap cerita menggugah dalam keseharian para tahanan dan staf di Pusat Penahanan Seobu, Korea.
Agaknya, sulit mencari cela dari Prison Playbook. Eh, masa iya? Baca ulasan ini sampai selesai, ya!
Sinopsis Prison Playbook
Suatu malam, pemain bisbol kenamaan Kim Je-Hyeok (Park Hae-Soo) mendengar suara adik perempuannya berteriak dan melihat seorang pria berlari keluar dari apartemennya. Je-Hyeok mengejar pria itu dan terlibat perkelahian dengannya, dan tanpa disadari mengakibatkan pria itu terluka.
Atas tindakannya, Je-Hyeok menerima hukuman penjara 1 tahun karena dianggap menggunakan kekuatan yang berlebihan. Dunianya berubah semalam. Kini, ia harus beradaptasi dengan kehidupan di Pusat Penahanan Seobu.
Ia cukup terbantu dengan kehadiran Joon-Ho (Jung Kyoung-Ho), teman sekolah Je-Hyeok yang bekerja sebagai petugas di sana. Namun, kenal dengan ‘orang dalam’ tak membuat Je-Hyeok kebal dari masalah kekerasan yang tumbuh subur di penjara.
Review Prison Playbook
Dengan alur yang mengalir perlahan, penonton diajak menyimak lebih dekat mengapa para tahanan itu berakhir di ruang tahanan, dan bagaimana mereka bertahan di sana.
Ada beragam tipe tahanan yang mengakibatkan adanya beragam konflik menguar di fasilitas pemasyrakatan itu. Kelompok pembuat onar biasanya membuat gaduh penjara dan merepotkan petugas keamanan. Namun di antara mereka, ada juga yang frustasi karena tak ditengok keluarga.
Je-Hyeok ditempatkan dalam ruangan bersama tahanan lain yang berganti-ganti. Ia tinggal seruangan dengan Jean Valjean (Kang Seung-Yoon), Yoo Han-Yang (Lee Kyu-Hyung), Kapten Yoo (Jung Hae-In), Kim Min-Cheol (Choi Moo-Sung), Kaist (Park Ho-San), Gobaksa (Jung Min-Sung), dan Ddolmani (Ahn Chang-Hwan).
Yang membuat penonton bertahan menonton ini, salah satunya tentu saja mendengarkan cerita kehidupan personal para tahanan yang dikisahkan dengan apik menggunakan alur maju-mundur. Nyaris tak bisa ditebak arah ceritanya bakal ke mana, apalagi dengan twist pada beberapa bagian ceritanya dan menjadikan Prison Playbook memikat dengan kejutan-kejutannya. Ssst, jangan lupa, siapkan tisu, ya!
Alurnya memang lambat dan mungkin kurang sat-set bagi sebagian orang. Tapi dengan segitu banyak karakter, drama ini akhirnya menyuguhkan beragam konflik di balik penyelenggaraan penegakan hukum, tanpa melupakan inti cerita dari tokoh utamanya.
Siap-siap bertemu wajah familiar dengan penampilan akting istimewa, seperti Jung Hae-In (Snowdrop, D.P., Tune in For Love), Park Hae-Soo (Squid Game, Money Heist, Memories of the Alhambra), dan Lee Kyu-Hyung (All of Us are Dead, Stranger, Voice 4).
Menakar moralitas dan privilege
Meyaksikan kisah masa lalu yang menyebabkan para tahanan itu dihukum di penjara, membuat saya mau tak mau mempertanyakan kembali, moralitas itu apa? Apakah orang ditahan karena berbuat jahat?
Bagaimana hukum ditegakkan untuk Kim Je-Hyeok, seorang pemain bisbol terkenal yang berubah menjadi narapidana gara-gara melawan pria jahat yang mengancam keselamatan adik perempuannya? Atau Gobaksa, yang dipaksa mengakui kejahatan dan berkorban demi perusahaannya? Atau Kapten Yoo, yang dituduh membunuh juniornya di pangkalan militer dan kesulitan mengakses bukti bahwa dirinya tak bersalah?
Prison Playbook mencoba menampilkan sisi lain penjara, di mana tak semua brutal, tak semua hitam putih, tak semua seratus persen jahat dan mengerikan. Kira-kira, mana karakter favoritmu di antara kawan-kawan satu sel Je-Hyeok? Apakah Gobaksa si penegak keadilan? Han-Yang yang bodo amat? Atau Min-Cheol yang tenang dan bijaksana?
Dari seluruh episode Prison Playbook, kejanggalannya ada pada Je-Hyeok. Mungkin nggak sih seorang narapidana bisa begitu mudah ke sana ke mari dan minta ini itu dari petugas?
Kalau dicari alasannya, ya mungkin saja, sih. Pertama, dia pemain bisbol kenamaan, yang bahkan membuat Kepala Penjara bertekuk lutut. Baik Je-Hyeok maupun Kepala itu pada akhirnya saling memanfaatkan situasi itu demi kepentingan masing-masing.
Kedua, privilege lainnya adalah ia punya penggemar dan teman di penjara. Dengan begitu, akses apapun kemana pun lebih mudah didapat. Ketiga, alih-alih penjara yang mencekam, Seobu digambarkan lebih ‘manusiawi.’ Entah apakah suasana aslinya demikian atau ini hanya karangan drama. Karena, bayangkan saja, petugas penjara dapat duduk dan makan bersama tahanan. Asik, bukan?
Tapi toh, sekalipun punya kemudahan itu, Je-Hyeok tak kebal dari kekerasan. Ia berkali-kali diserang dan berada di posisi yang tak menguntungkan.
Selain intrik penjara, Prison Playbook juga menyuguhkan kisah persahabatan dari karakter-karakter yang kuat di dalamnya. Simak cuplikan Prison Playbook berikut ini.