Polisi Gabung Rakyat Tentang Presiden Bolivia Evo Morales
Berita Baru, Internasional – Polisi di tiga kota Bolivia telah menyatakan pemberontakannya dan bergabung dengan protes anti-pemerintah. Protes dan kerusuhan telah terjadi selama berminggu-minggu kepada Presiden Evo Morales atas hasil pemilu yang disengketakan.
Dilansir dari The Guardian, Sabtu (9/11) menteri pertahanan Bolivia, Javier Zavaleta, mengatakan pada hari Jumat bahwa tidak ada tindakan militer yang akan diambil terhadap polisi yang terlibat untuk saat ini dan pemerintah tidak akan mengerahkan pasukan karena puluhan ribu warga Bolivia turun ke jalan-jalan di kota-kota di seluruh negeri.
Komandan jenderal polisi Bolivia mengatakan para petugas telah dipenjara dan tidak memberontak.
Menteri Dalam Negeri Bolivia Carlos Romero menyebut ini merupakan strategi kudeta yang sedang berlangsung dalam pidato yang disiarkan televisi, dan mengisyaratkan bahwa pembicaraan dapat dilakukan untuk mencoba menyelesaikan krisis politik yang meningkat karena seruan kepada Morales untuk mundur atas tuduhan penipuan dalam pemilihan presiden Oktober.
Di La Paz, banyak orang menyemangati puluhan petugas polisi yang ikut serta berbaris di jalan utama. Polisi lain tetap di jalan-jalan menjaga barikade di sekitar istana kepresidenan pada hari Jumat (8/11). Namun kali ini suasananya sangat berbeda dari bentrokan malam sebelumnya ketika para pengunjuk rasa mengepung istana dan menggaungkan nyanyian berbunyi “Saudara, polisi, bergabunglah dengan rakyat.”
Di seluruh unit kepolisian negara di ibukota resmi, Sucre, dan kota terpadat, Santa Cruz, benteng oposisi, mengumumkan mereka bergabung dalam pemberontakan yang diluncurkan oleh petugas kepolisian di Cochabamba. Polisi berseragam melambaikan bendera merah, kuning dan hijau Bolivia dari atap stasiun mereka di Santa Cruz. Laporan-laporan setempat menunjukkan para pemrotes mendatangi kantor polisi di kota-kota lain dan mendesak petugas untuk bergabung dengan mereka.
Dalam aksi protes ini, setidaknya tiga orang telah tewas. Kabar terakhir adalah seorang siswa berusia 20 tahun yang meninggal pada hari Rabu dalam bentrokan antara pemrotes anti-pemerintah dan para pendukung Morales sejak pemilihan yang disengketakan pada 20 Oktober.
Seorang pemimpin oposisi sipil, Luis Fernando Camacho, yang mendesak polisi untuk berbalik melawan pemerintah, men-tweet bahwa ia “menangis dengan gembira” dan berterima kasih kepada polisi karena telah berpihak pada rakyat.
Sumber : The Guardian